Makassar (ANTARA News) - Pengembangan infrastruktur pariwisata Sulawesi Selatan membutuhkan pengembangan "homestay" yang mencerminkan budaya dan adat istiadat masyarakat di daerah ini.

Ketua Asosiasi Biro Perjalanan (Asita) Sulsel Irham Ilyas di Makassar, Kamis, menilai infrastruktur penginapan bagi wisatawan yang berkunjung di Sulsel saat ini tidak membutuhkan penambahan kamar hotel berbintang maupun resort-resort mewah.

"Untuk apa membangun hotel atau resort mewah disini. Kebutuhan wisatawan bukan itu, mereka butuh penginapan yang menggambarkan kebiasaan masyarakat daerah ini," kata dia.

Dia mengaku, wisatawan yang berkunjung disini sangat jarang yang mau menghabiskan uang mereka untuk menetap berlama-lama di hotel-hotel berbintang, tetapi kebanyak dari mereka mencari penginapan yang betul-betul menerapkan konsep "back to nature".

Pengembangan pariwisata yang menggunakan konsep "back to nature", kata dia memiliki potensi yang sangat bagus dikembangkan pemerintah daerah di Sulsel karena wisatawan mancanegara cukup berminat dengan objek yang menonjolkan kehidupan tradisional masyarakat daerah.

"Tamu mancanegara butuh suasana yang berbeda. Mereka sangat menyukai kebiasaan masyarakat di kampung seperti makan dengan menggunakan tangan atau kebiasaan-kebiasaan yang tidak biasanya mereka lihat," kata dia.

Sebaiknya pemerintah maupun stakeholder lainnya yang ada daerah bisa mempertahankan kebiasaan-kebiasaan masyarakat di pedesaan sebagai salah satu objek menarik bagi setiap tamu asing yang melakukan perjalanan wisata ke kabupaten/kota di Sulsel.

"Membangun fasilitas-fasilitas mewah dengan menggunakan angaran besar, bukan jaminan daya tarik turis asing untuk berkunjung di daerah ini," ucap dia. (T.KR-HK/B012)





Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024