Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) mengimbau seluruh masyarakat di Indonesia untuk mendonorkan darahnya di masa pandemi COVID-19 ini, untuk menjaga persediaan dalam memenuhi permintaan darah dari warga.
"Di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, warga tidak perlu khawatir untuk mendonorkan darahnya dan kami pastikan aman dari penularan virus tersebut, karena petugas yang memberikan pelayanan tentunya sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat," katanya, di Jakarta, Selasa.
Menurut JK, persediaan darah sempat menurun drastis mencapai 50 persen sejak pandemi COVID-19, apalagi saat beberapa daerah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sehingga banyak warga yang berdiam di rumah dan khawatir keluar untuk mendonorkan darahnya.
Namun, berkat upaya yang dilakukan oleh jajaran PMI mulai dari tingkat pusat, provinsi hingga kota/kabupaten, pasokan darah kembali meningkat, ditambah kepedulian pihak TNI dan Polri di seluruh Indonesia mengerahkan personelnya untuk melakukan donor darah.
Selain itu, petugas dari PMI di daerah mempunyai berbagai program untuk bisa menambah pasokan, agar persediaan darah terjaga seperti jemput bola dengan mendatangi permukiman warga dan lainnya. Kemudian, jika ada warga yang membutuhkan darah bisa membawa keluarganya untuk mendonorkan darahnya di unit donor darah (UDD) mengantisipasi persediaan yang sesuai golongan darah pasien sedang kosong.
"Berbagai upaya kami lakukan untuk memenuhi persediaan darah, salah satunya menggandeng mitra maupun masyarakat, apalagi di masa pandemi COVID-19 permintaan darah selalu ada, sehingga warga diminta peduli untuk bisa menyumbangkan darahnya demi menyelamatkan orang lain," katanya pula.
Mantan Wakil Presiden RI selama dua periode ini menyerukan, agar warga tidak perlu khawatir untuk mendonorkan darahnya di masa pandemi, karena seperti diketahui COVID-19 ini menular dari saluran pernapasan, mata dan mulut dengan kata lain tidak ditularkan melalui darah.
Tentunya dalam melaksanakan donor darah PMI sudah menerapkan standar keamanan yang tinggi, sehingga JK memastikan tidak akan terjadi penularan COVID-19 terhadap pendonor maupun yang lainnya.
Kemudian peralatan yang digunakannya pun sudah pasti higienis dari berbagai virus, kuman maupun bakteri. Menurut dia, donor darah tidak akan dilakukan jika tidak memenuhi standar protokol kesehatan ketat.
Bahkan, selain petugas UDD pendonor pun diwajibkan menggunakan masker, dan ada juga petugas PMI yang menggunakan hazmat. Selain itu, sebelum pengambilan darah, pendonor pun diperiksa lebih dulu suhu tubuhnya dan lainnya untuk memastikan tidak dalam keadaan sakit atau terindikasi terinfeksi COVID-19.
Setelah transfusi, darah dari pendonor pun diperiksa kembali di laboratorium untuk memastikan terbebas dari berbagai penyakit. "Laboratorium dan alat untuk memeriksa kualitas darah yang kami punya sudah modern dan memiliki standar yang tinggi, dan dipastikan darah yang disalurkan untuk yang membutuhkan sehat," katanya lagi.
"Di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, warga tidak perlu khawatir untuk mendonorkan darahnya dan kami pastikan aman dari penularan virus tersebut, karena petugas yang memberikan pelayanan tentunya sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat," katanya, di Jakarta, Selasa.
Menurut JK, persediaan darah sempat menurun drastis mencapai 50 persen sejak pandemi COVID-19, apalagi saat beberapa daerah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sehingga banyak warga yang berdiam di rumah dan khawatir keluar untuk mendonorkan darahnya.
Namun, berkat upaya yang dilakukan oleh jajaran PMI mulai dari tingkat pusat, provinsi hingga kota/kabupaten, pasokan darah kembali meningkat, ditambah kepedulian pihak TNI dan Polri di seluruh Indonesia mengerahkan personelnya untuk melakukan donor darah.
Selain itu, petugas dari PMI di daerah mempunyai berbagai program untuk bisa menambah pasokan, agar persediaan darah terjaga seperti jemput bola dengan mendatangi permukiman warga dan lainnya. Kemudian, jika ada warga yang membutuhkan darah bisa membawa keluarganya untuk mendonorkan darahnya di unit donor darah (UDD) mengantisipasi persediaan yang sesuai golongan darah pasien sedang kosong.
"Berbagai upaya kami lakukan untuk memenuhi persediaan darah, salah satunya menggandeng mitra maupun masyarakat, apalagi di masa pandemi COVID-19 permintaan darah selalu ada, sehingga warga diminta peduli untuk bisa menyumbangkan darahnya demi menyelamatkan orang lain," katanya pula.
Mantan Wakil Presiden RI selama dua periode ini menyerukan, agar warga tidak perlu khawatir untuk mendonorkan darahnya di masa pandemi, karena seperti diketahui COVID-19 ini menular dari saluran pernapasan, mata dan mulut dengan kata lain tidak ditularkan melalui darah.
Tentunya dalam melaksanakan donor darah PMI sudah menerapkan standar keamanan yang tinggi, sehingga JK memastikan tidak akan terjadi penularan COVID-19 terhadap pendonor maupun yang lainnya.
Kemudian peralatan yang digunakannya pun sudah pasti higienis dari berbagai virus, kuman maupun bakteri. Menurut dia, donor darah tidak akan dilakukan jika tidak memenuhi standar protokol kesehatan ketat.
Bahkan, selain petugas UDD pendonor pun diwajibkan menggunakan masker, dan ada juga petugas PMI yang menggunakan hazmat. Selain itu, sebelum pengambilan darah, pendonor pun diperiksa lebih dulu suhu tubuhnya dan lainnya untuk memastikan tidak dalam keadaan sakit atau terindikasi terinfeksi COVID-19.
Setelah transfusi, darah dari pendonor pun diperiksa kembali di laboratorium untuk memastikan terbebas dari berbagai penyakit. "Laboratorium dan alat untuk memeriksa kualitas darah yang kami punya sudah modern dan memiliki standar yang tinggi, dan dipastikan darah yang disalurkan untuk yang membutuhkan sehat," katanya lagi.