Makassar (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, memberikan izin kepada sembilan lembaga survei untuk melaksanakan hitung cepat usai proses pemungutan suara di Tempat Pemilihan Suara (TPS), pada Rabu, 9 Desember 2020.

"Ada sembilan lembaga yang sudah terverifikasi. Kita sudah cek legal asosiasi-nya di Jakarta dan telah mengeluarkan pernyataan bahwa memang bagian dari asosiasi dan terdaftar," ucap Komisioner KPU Makassar, Endang Sari saat dikonfirmasi, Selasa.

Sembilan lembaga survei tersebut, Script survei Indonesia (SSI), Jaringan Suara Indonesia (JSI), Celebes Research Centre (CRC), Indikator Politik Indonesia, Indo Barometer, Poltracking Indonesia, Roda Tiga Konsultan, Citra Publik Indonesia, serta PT Citra Komunikasi LSI.

Menurut dia, hasil verifikasi tersebut diumumkan ke publik agar menjadi pertimbangan masyarakat untuk menilai kredibilitas lembaga survei tersebut. Sedangkan bagi lembaga survei yang tidak terverifikasi atau terdaftar melaksanakan hitung cepat, "quick count" maupun hitungan pasti per TPS "real count" hasil pemilu, KPU tidak punya kewenangan melakukan penindakan.

"Kami hanya mengizinkan yang terdaftar, di luar itu, Bawaslu dapat mengambil langkah pengawasannya, termasuk melaporkannya ke aparat kepolisian," tutur-nya menjelaskan.

Sebelumnya, ada 10 lembaga survei yang mendaftar di KPU untuk melaksanakan hitung cepat Pilkada Serentak di Sulsel, hanya saja, ada satu lembaga survei yakni Riset Saiful Mujani Research and Colsulting (SMRC) memilih membatalkan hitungan cepatnya.

Dikonfimasi terpisah, Manajer Riset Celebes Research Centre (CRC), Muhammad Nurhidayat mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah siap, bahkan telah masuk tahap akhir persiapan penghitungan cepat. Selain itu, telah dilakukan simulasi penghitungan pada 12 daerah di Sulsel yang melaksanakan Pilkada Serentak.

"Untuk hari 'H', insya Allah kami sudah sangat siap. Hari ini sudah disimulasikan. Kami siap memberikan hasil yang maksimal tentu dengan tingkat integritas tinggi," ucap-nya.

Nurhidayat menyebut, telah merekrut sebanyak 1.200 tim relawan untuk ditempatkan di semua daerah yang melaksanakan Pilkada di Sulsel. Seluruh tim relawan sudah dibekali kemampuan dalam mengelola data.

"Tim relawan ditempatkan pada masing-masing daerah yang berpilkada semuanya netral. Ada 100 orang terdiri dari tim maupun relawan," ujarnya.

Sementara, Direktur Riset Saiful Mujani Research and Colsulting (SMRC) Deni Irvani membenarkan lembaganya menarik diri melaksanakan hitung cepat di Pilkada Sulsel, termasuk Kota Makassar sehingga tidak dilakukan persiapan apapun.

"SMRC tampaknya batal melakukan hitungan cepat untuk Pilkada Makassar. Kami memang punya data riset tapi bukan untuk kepentingan publik," tambah Deni yang enggan memberikan alasan pembatalan itu.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024