Makassar (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengoptimalkan Tim gabungan lingkup Sulawesi Tanggap Darurat (Tadar) untuk membantu pengungsi pascagempa bumi magnitudo 6,2 di Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat.

"Dalam tiga hari terakhir, Tim Tadar membantu para pengungsi di dua lokasi itu dan mengumpulkan data info kerusakan serta jumlah korban bencana," kata Kepala Balai Besar KSDA Sulsel Thomas Nifnluri dalam keterangan persnya di Makassar, Senin.

Menurut Thomas, untuk membantu meringankan beban para pengungsi, dilakukan pengumpulan donasi dari 6 UPT KLHK Sulsel (BPDAS HL JS, BPTH, BPKH Gakkum SMKK dan BBKSDA Sulsel) sebesar Rp42 juta.

Sedang bantuan dari Paguyuban Kepala Balai DAS se-Indonesia mencapai Rp30 juta. Bantuan itu dalam bentuk uang tunai dan bantuan bahan makanan, selimut, tikar, terpal, obat-obatan dan keperluan perempuan serta bayi dan anak.

Termasuk mobilisasi Solidaritas Rimbawan Tim Tanggap Darurat Bencana UPT KLHK Sulsel sebanyak 17 unit mobil bantuan ke Mamuju pada akhir pekan dari Poso Tadar Bencana Gempa KLHK di Makassar.

"Alhamdulillah semua berjalan aman dari penjarahan, karena kawalan Satlantas Polres Polewali Mandar,” kata Thomas.

Sebelumnya akses jalan dari Majene ke Mamuju sempat terputus akibat longsor di Desa Onang, Kec Tubo Sendana, namun setelah tim gabungan bergerak cepat memindahkan material longsoran itu, akhirnya akses jalan terbuka kembali.

Adapun data terakhir pada 18 Januari 2021 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana diketahui sekitar 27.850 orang mengungsi di Kabupaten Majene di 25 titik  sementara di Mamuju 5 titik pengungsian.

Data terakhir setelah proses SAR diperkirakan korban meninggal hampir mencapai 81 orang akibat reruntuhan bangunan. Suasana penyaluran bantuan dari tim TADAR, BB KSDA Sulsel, KLHK di Majene, Sulbar yang menjadi lokasi terdampak gempa bumi. ANTARA / HO/ Humas BB KSDA Sulseli

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024