Makassar (ANTARA) - Film "Ambo Nai Sopir Angkot Andalan" mengangkat budaya Sulawesi Selatan yang tergambar dalam kehidupan sehari-hari.

"Film ini dikemas dalam nuansa budaya Bugis dengan kearifan lokal, menceritakan kehidupan sehari-hari yang dialami di lapangan," kata Eksekutif Produser film "Ambo Nai Sopir Angkot Andalan" Nicky Rama Vatvani di Makassar, Rabu. 

Selain itu, lanjut dia, alur cerita dan tokoh cerita yang melakokankan film jenaka tersebut layak ditonton segala usia.

Berkaitan dengan hal tersebut, kata Nicky, pihaknya optimistis film bergenre komedi ini yang mengangkat budaya Sulsel, akan sukses mengikuti film yang bernuansa budaya yang diproduksi sebelumnya seperti "Uang Panai" dan "Silariang". 

"Khusus film dengan tokoh Ambo Nai ini, menggunakan Bahasa Daerah Bugis. Semoga bisa mengikuti jejak film 'Yo Wes Band' yang menggunakan Bahasa Jawa," katanya. 

Film besutan rumah produksi Timur Picture dan 786 Production ini akan tayang secara serentak pada 24 Februari di 50 layar bioskop di Indonesia. 

Sementara untuk target penonton, imbuh Sutradara film Ambo Nai, Andi Burhamzah, diharapkan di atas angka 500 ribu dalam satu pekan. 

"Namun jika film yang menceritakan tentang kisah perjuangan mencari pekerjaan di tengah masa sulit ini, pentontonnya terus bertambah, maka tidak menutup kemungkinan untuk menambah layar," ujarnya.
  Produser Eksekutif film "Ambo Nai Sopir Angkot Andalan" Nicky Rama Vatvani di sela-sela gala premier di Makassar. Antara/ Suriani Mappong

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024