Makassar (ANTARA) - Senior Biodiversity Conservation Officer Fauna & Flora International – Indonesia Programme Ady Kristanto mengatakan kelestarian keanekaragaman hayati (biodiversity) perlu mendapat dukungan optimal dari semua pihak. 

Hal itu dikemukakan Ady menanggapi upaya pelestarian keanekaragaman hayati di kawasan karst Rammang-Rammang, di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa.

Menurut dia, kawasan wisata karst Rammang-Rammang kaya akan keanekaragaman hayati yang patut mendapatkan perhatian dari semua pihak, mulai pemerintah hingga masyarakat.

Dia mengatakan kekayaan flora dan fauna di Kawasan karst tropis menyediakan berbagai jasa ekosistem seperti polinasi, pengendali hama dan vektor penyakit.

Hanya saja dia mengingatkan, apabila ekosistem di kawasan itu rusak karena memang sangat rentan, maka tidak mungkin itu dapat dipulihkan dalam waktu yang singkat.

Berdasarkan data burung di Ramang-Ramang diperkirakan terdapat 50-an species fauna diantaranya species endemik seperti monyet dare (Macaca maura), kelelawar buah Sulawesi (Acerodon celebencis), Kuskus Sulawesi (Strigocusus celebencis) dan Tarsius (Tarsius fuscus).

Begitu pula dengan jenis fauna juga terdapat tanaman endemik, seperti mata kucing (Hopea celebica).

Sementara saat ini, salah seorang warga Kampung Massaloeng di Rammang-Rammang, Rosdiana mengatakan, sejumlah tanaman yang biasanya dikonsumsi warga pada era 1980-1900an , kini sudah mulai sulit ditemukan seperti jenis umbi-umbian yakni sikapa dan kacunda. 

"Ke depan, tanaman itu harus dikembangkan bukan lagi dicari karena jadi tanaman liar saja di hutan," katanya. 
  Suasana flora di kawasan wisata karst Rammang-Rammang di Kabupaten Maros, Sulsel. Antara/ Suriani Mappong

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024