Makassar (ANTARA) - Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Hasanuddin Andi Nur Bau Massepe mengatakan dalam membangun literasi digital masyarakat juga harus memastikan keamanan dan perlindungan data konsumen di era digital ini.
"Literasi digital masyarakat harus diikuti dengan adanya kepastian keamanan dan perlindungan data konsumen di lapangan," kata Andi Nur yang juga pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, perlindungan data konsumen sangat penting agar tidak ada yang dirugikan. Pasalnya fenomena di lapangan, banyak laporan pengguna platform digital kerap dirugikan secara materil maupun non materil.
Sementara disadari jika digitalisasi itu adalah syarat mutlak untuk mendorong potensi ekonomi digital yang ada di Indonesia pada umumnya dan Sulawesi Selatan pada khususnya yang harus terus dikembangkan.
"Utamanya penggunaan transaksi digital, baik oleh pemerintah daerah, pelaku usaha, maupun masyarakat pada umumnya perlu terus didorong," katanya.
Sementara berbagai skema pendanaan dalam rangka mendorong inovasi digital oleh sektor usaha juga perlu dipikirkan lebih jauh.
ini.
Menanggapi hal tersebut, salah satu pelaku usaha di bidang teknologi finansial (fintech), Hendra David mengatakan, bisnis fintech di Indonesia saat ini terus berkembang, termasuk diantaranya microfinancing, crowdfunding, peer-to-peer lending (P2P Lending), hingga market e-aggregator.
"Kami berharap agar regulator dan para pemangku kebijakan bisa membantu dan mempercepat perijinan pelaku usaha, sehingga lebih mempercepat inklusivitas keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di luar Pulau Jawa," tandasnya.
Pelaku usaha di bidang teknologi finansial (fintech), Hendra David . Antara/Suriani Mappong
"Literasi digital masyarakat harus diikuti dengan adanya kepastian keamanan dan perlindungan data konsumen di lapangan," kata Andi Nur yang juga pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, perlindungan data konsumen sangat penting agar tidak ada yang dirugikan. Pasalnya fenomena di lapangan, banyak laporan pengguna platform digital kerap dirugikan secara materil maupun non materil.
Sementara disadari jika digitalisasi itu adalah syarat mutlak untuk mendorong potensi ekonomi digital yang ada di Indonesia pada umumnya dan Sulawesi Selatan pada khususnya yang harus terus dikembangkan.
"Utamanya penggunaan transaksi digital, baik oleh pemerintah daerah, pelaku usaha, maupun masyarakat pada umumnya perlu terus didorong," katanya.
Sementara berbagai skema pendanaan dalam rangka mendorong inovasi digital oleh sektor usaha juga perlu dipikirkan lebih jauh.
ini.
Menanggapi hal tersebut, salah satu pelaku usaha di bidang teknologi finansial (fintech), Hendra David mengatakan, bisnis fintech di Indonesia saat ini terus berkembang, termasuk diantaranya microfinancing, crowdfunding, peer-to-peer lending (P2P Lending), hingga market e-aggregator.
"Kami berharap agar regulator dan para pemangku kebijakan bisa membantu dan mempercepat perijinan pelaku usaha, sehingga lebih mempercepat inklusivitas keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di luar Pulau Jawa," tandasnya.
Pelaku usaha di bidang teknologi finansial (fintech), Hendra David . Antara/Suriani Mappong