Makassar (ANTARA) - Distribusi minyak goreng curah di Makassar, Sulawesi Selatan, terpantau mulai lancar dan berjalan dengan baik, kendati antrean warga masih terjadi di tingkat pengecer.

"Kita bagikan satu orang lima kilo liter masing-masing. Kouta untuk hari ini yang masuk sebanyak 23 drum yang didistribusikan agen," sebut pengecer, Ronny, di tokonya jalan Veteran Utara Makassar, Sabtu.

Menurut dia, distribusi minyak sudah mulai lancar, dan koutanya bertambah, dari semula hanya 10-15 drum kini ditambah di atas 20 drum. Namun demikian, suplai minyak yang masuk, tidak tiap hari, biasanya sepekan ke depan atau paling cepat tiga hari setelahnya disuplai.

"Intinya, suplai tidak menentu dari pihak distributor. Tapi semua tergantung dari distributornya menyuplai bila barang ada," tambah Ronny.

Sedangkan harga yang dipatok setiap pembelian per orang hanya dibolehkan lima kilo liter seharga Rp77.500 agar semua bisa kebagian.

Salah seorang warga yang ikut mengantre minyak goreng curah, Sugiarti menuturkan, untuk mendapatkan minyak harus antre agar bisa dapat dipakai berjualan gorengan, mengingat telah masuk bulan suci Ramadhan.

"Mau dipakai minyaknya jualan gorengan di bulan puasa, karena minyak masih susah cari, ada tapi terbatas. Kami masyarakat juga heran kenapa bisa begini," tuturnya.

Warga lainnya, Astuti menambahkan, baru dapat minyak setelah dua pekan menunggu. Beruntung, saat antrean sudah diatur pakai tali tanda titip, karena waktu lalu banyak yang menerobos antrean. Ia mengatakan berhasil mendapat minyak lima kilo liter seharga Rp77.500
  Suasana antrean warga di toko pengecer minyak goreng curah di Jalan Veteran Utara, Makassar, Sulawesi Selatan. ANTARA/Darwin Fatir.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat melaksanakan pemantauan di Pasar Tradisional Terong, Jalan Urip Sumoharjo Makassar menegaskan, minyak goreng curah di Sulsel telah ditambah koutanya.

Data Kementerian Pertanian, untuk ketersediaan stok minyak goreng curah di Provinsi Sulsel saat ini sudah 17 ribu ton, dengan jumlah kebutuhan masyarakat diperkirakan sembilan ribu ton.

Saat Sidak di pasar tradisional itu, Mentan Syahrul sempat menelpon langsung distributor mempertanyakan masih ada kelangkaan, padahal alokasinya cukup besar, tapi sepertinya tidak lancar sampai di pasar.

"Tadi sudah saya bilang, tadi sudah saya telpon, mempertemukan antara pengecer, kemudian distributor dan suplayer besar yang ada. Saya juga telepon Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan, ada barangnya, tapi mungkin harus diperlancar, diperdekat distribusinya, kira-kira begitu," ujar mantan Gubernur Sulsel ini.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024