Makassar (ANTARA News) - Rumah Hijau Denassa di Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa Sulsel, mampu mengumpulkan 350 jenis tanaman dengan mengembangkan potensi sumber daya anak-anak.
"Ini sudah kami rintis pada 2006 dengan mengajak anak-anak sekolah dasar pada jam diluar sekolah untuk menanam aneka jenis tanaman," kata Inisiator RHD Dermawan Denassa di Makassar, Kamis.
Menurut dia, motivasi untuk mengumpulkan berbagai jenis tanaman tersebut, karena banyaknya jenis tanaman yang sudah semakin langka ditemukan.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, pihaknya mengajak anak-anak berpartisipasi untuk mencari dan menanam aneka jenis tanaman.
"Dengan bermodal satu hektare lahan, pada tahap awal dibudidayakan 200 pohon jati dan 167 pohon mahoni, selanjutnya jenis tanaman lainnya," katanya.
Selain mengajarkan pada anak-anak untuk mencintai tanaman, juga diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan memilah-milah sampah, misalnya memisahkan sampah organik dan nonorganik.
Menurut dia, metode yang diterapkan dengan mengajak pihak sekolah bersama anak didiknya untuk belajar di luar sekolah atau langsung bersentuhan dengan alam.
"Sehingga tanaman atau hewan yang diajarkan di sekolah yang selama ini hanya berupa gambar-gambar, bisa dilihat dengan nyata di kelas komunitas RHD," katanya. (T.S036/B012)
"Ini sudah kami rintis pada 2006 dengan mengajak anak-anak sekolah dasar pada jam diluar sekolah untuk menanam aneka jenis tanaman," kata Inisiator RHD Dermawan Denassa di Makassar, Kamis.
Menurut dia, motivasi untuk mengumpulkan berbagai jenis tanaman tersebut, karena banyaknya jenis tanaman yang sudah semakin langka ditemukan.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, pihaknya mengajak anak-anak berpartisipasi untuk mencari dan menanam aneka jenis tanaman.
"Dengan bermodal satu hektare lahan, pada tahap awal dibudidayakan 200 pohon jati dan 167 pohon mahoni, selanjutnya jenis tanaman lainnya," katanya.
Selain mengajarkan pada anak-anak untuk mencintai tanaman, juga diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan memilah-milah sampah, misalnya memisahkan sampah organik dan nonorganik.
Menurut dia, metode yang diterapkan dengan mengajak pihak sekolah bersama anak didiknya untuk belajar di luar sekolah atau langsung bersentuhan dengan alam.
"Sehingga tanaman atau hewan yang diajarkan di sekolah yang selama ini hanya berupa gambar-gambar, bisa dilihat dengan nyata di kelas komunitas RHD," katanya. (T.S036/B012)