Makassar (ANTARA) - Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese melakukan kunjungan kerja ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk memperkuat perdagangan antara kawasan Indonesia bagian Timur dengan Australia serta menunjukkan pentingnya hubungan bilateral Australia dengan Indonesia.

"Kedua negara kita memiliki sejarah panjang kerja sama dan persahabatan, dan pemerintahan, saya akan bekerja sama dengan Indonesia untuk memperdalam hal ini," ujar Perdana Menteri Albanese saat berada di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.

Ia mengatakan kunjungan ke Kota Makassar bersama anggota Kabinet senior menandai kerja sama perdagangan yang mendalam serta sebagai rangkaian kunjungan resmi pertamanya ke Indonesia setelah menjabat sebagai Perdana Menteri.

"Indonesia adalah salah satu tetangga terdekat kami, karena itu saya berkomitmen untuk berkunjung secepatnya," papar Albanse.

Dalam kunjungan kerja ini, Perdana Menteri Albanese didampingi Menteri Luar Negeri Senator Penny Wong, Menteri Perdagangan Senator Don Farrell, Menteri Perindustrian Ed Husic, dan Anggota Solomon Luke Gosling OAM.

Selama berada di Makassar, Perdana Menteri dan delegasi bertemu dengan Gubernur Sulsel, Sudirman Sulaiman, para alumni Australia dan mahasiswa di Universitas Hasanuddin.

Selain itu, Perdana Menteri Albanese mengunjungi Eastern Pearl Flour Mill, pabrik terigu terbesar ke-empat di dunia. Eastern Pearl, seperti pabrik terigu lainnya di Indonesia, menggunakan gandum Australia berkualitas tinggi untuk menghasilkan tepung yang digunakan dalam produk seperti mie dan roti.

"Saya berharap dapat membangun hubungan kita lebih jauh, termasuk merevitalisasi hubungan perdagangan kita dan mempromosikan kerja sama di bidang iklim, infrastruktur dan energi," kata Albanese.

Sebelumnya, dalam pertemuan pimpinan tahunan di Jakarta, Perdana Menteri Albanese dengan Presiden Joko Widodo membahas tentang perdagangan dan investasi bilateral, kerja sama di bidang iklim dan energi, serta kepentingan regional dan global.

Kerja sama tersebut sangat penting mengingat kedua belah pihak ingin membuka potensi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia, termasuk meneruskan dana infrastruktur dan iklim senilai 200 juta dolar AS yang diusulkan kedua negara.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024