Makassar (ANTARA) - Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) memfokuskan transformasi sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk mencetak satu juta talenta global yang terampil agar dapat bekerja di dalam dan luar negeri.
"Jadi, SMK ini memiliki keberhasilan dalam mendidik dan melahirkan lulusan yang sangat bagus. Sayangnya, saya menemukan fakta SMK ini kurang upgrade alat-alat pendidikan termasuk teknologi-teknologi terbaru," ujar Menko PM Muhaimin Iskandar saat meninjau SMKN 5 (eks Pembangunan) di Jalan Sunu Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (3/12).
Menurutnya, SMKN 5 ini dapat menjadi contoh yang tepat untuk mempersiapkan SMK go Global, kendati lulusannya masih ada menganggur, tapi punya keinginan bekerja di luar negeri menjadi pekerja migran Indonesia (PMI).
"Kita upgrade, kita upskill, kita persiapkan melalui Kementerian P2MI supaya bekerja di luar negeri. Targetnya tahun depan 500 ribu orang anak yang bisa kita berangkatkan," paparnya optimistis kepada wartawan di sela kunjungan.
Menurutnya untuk mewujudkan itu, hal terpenting adalah SMK yang memiliki anak didik sejak awal mau bekerja di luar negeri dibekali bahasa asing. Diperbaiki hulunya. Sebab, tidak sulit selama dua tiga tahun bersekolah dicicil pengembangan kompetensi bahasanya.
"Apakah itu bahasa Jepang, Inggris, Arab, dan bahasa lainnya. Karena bahasa itu menjadi syarat utama untuk persiapan berangkat di luar negeri," tutur pria disapa akrab Cak Imin ini menekankan.
Ia menyebutkan, masih ada 1,63 juta lulusan SMK belum bekerja, sehingga ini menjadi perhatian pemerintah. Melalui Roadshow ini menjadi Langkah konkret Kemenko PM menghadapi tantangan nasional.
"SMK Go Global memastikan lulusan SMK kita mampu menaklukkan pasar kerja global. Kami berkomitmen memperbaiki sistem vokasi nasional dari hulu ke hilir melalui usulan pembuatan Badan Vokasi Nasional," paparnya menghadiri Workshop Kepala Sekolah SMK untuk Program SMK Go Global di Hotel Claro.
Deputi bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelindungan Pekerja Migran Kemenko PM Leontinus Alpha Edison, menambahkan, transformasi SMK menjadi hal penting dan perlu didorong melalui kolaborasi lintas sektor, dengan melihat angka lulusan sekolah kejuruan belum mendapatkan pekerjaan.

Tekankan Tiga Pilar Transformasi
Leon menyebut, ada tiga pilar transformasi SMK yang sedang dijalankan dalam Workshop. Ini dirancang untuk memberikan gambaran strategis yang komprehensif kepada para Kepala Sekolah. Pertama, peluang pasar global.
"Tujuan kami jelas, memastikan lulusan SMK dapat menjadi kontributor utama dalam pencapaian target nasional satu juta PMI terampil," tuturnya.
Kedua, kualitas dan standarisasi suplai. Yakni kualitas kompetensi lulusan harus memenuhi standar global yang diharapkan oleh sisi demand atau pemesan tenaga kerja seperti misalnya di Eropa, Jepang, dan Timur Tengah, serta Jerman sebagai salah satu negara utama di Eropa. Ketiga, pelindungan dan keamanan.
"Kepala sekolah didorong merumuskan langkah prioritas revitalisasi kurikulum, yang mencakup pelatihan teknis berbasis industri, penguatan bahasa asing, sertifikasi internasional, dan pembekalan soft-skill," katanya menambahkan.
Sementara itu, Anggota DPRD Sulsel Zulfikar Limolang menyatakan pihaknya mengapresiasi upaya Kemenko PM dalam hal tranformasi SMK. Pihaknya siap mengawal penganggaran di DPRD Sulsel untuk penciptaan SMK sesuai kebutuhan pada dunia industri dan dunia kerja.
"Termasuk bagaimana merevitalisasi peralatan-peralatan di SMK. Karena banyak kejadian di SMK itu, praktik, praktikumnya sudah jauh tertinggal dengan alat di dunia industri. Itu harus direvitalisasi termasuk mendorong perubahan kurikulumnya sesuai kebutuhan industri dan dunia kerjanya," ucap Zulfikar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenko PM fokuskan SMK menjadi inkubator cetak sejuta pekerja

