Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengungkapkan rencana penggabungan Holding Rumah Sakit BUMN dengan Holding BUMN Farmasi untuk mendukung program ketahanan kesehatan nasional.
"Rencana penggabungan Holding Rumah Sakit BUMN dengan Holding BUMN Farmasi dalam rangka melengkapi ekosistem kesehatan," ujar Honesti di Jakarta, Senin.
Meskipun Holding BUMN Farmasi sudah memiliki elemen-elemen layanan kesehatan secara lengkap seperti klinik, tapi Holding tersebut belum memiliki rumah sakit.
"Saya mengatakan, Holding BUMN Farmasi ini lebih di sisi pemasok seperti obat, vaksin dan alat kesehatan. Sedangkan di layanan kesehatan, kita harus memperkuat hal tersebut apakah itu rumah sakit atau klinik," ujar Dirut Bio Farma tersebut.
Dia juga mengatakan, pihaknya nanti akan menguasai mulai dari hulu hingga hilir tidak hanya dari sisi produk, namun juga dari sisi layanan kesehatan.
"Kalau kita bisa mengintegrasikan sisi suplai dan permintaan maka hal ini luar biasa. Belum ada benchmark di dunia di mana terdapat suatu korporasi yang memiliki ekosistem sangat lengkap di industri layanan kesehatan. Itulah yang menjadi amanah kami," kata Honesti.
Rencana penggabungan Holding BUMN Farmasi dengan Holding Rumah Sakit BUMN, kemungkinan juga akan mengubah nama holding.
Penggabungan holding farmasi dan rumah sakit BUMN ini juga merupakan penugasan dari pemerintah. Pemerintah sendiri memiliki tiga program dengan salah satu program yakni ketahanan kesehatan nasional.
Sebelumnya, Bio Farma telah diberikan amanah oleh Kementerian BUMN untuk menjadi Holding BUMN Farmasi. Di samping sebagai holding, Bio Farma juga menjadi induk holding bagi dua anggotanya yakni Kimia Farma dan Indofarma.
Pada Juli tahun ini, Holding BUMN Farmasi mendapatkan satu anggota baru yakni PT. Industri Nuklir Indonesia (Persero) atau INUKI. INUKI akan berfokus pada produk radiofarmaka atau pengobatan yang berbasis nuklir.
"Kalau dilihat dari grup kami, saya berani mengatakan bahwa kita sebenarnya bukan Holding BUMN Farmasi lagi. Hal ini dikarenakan, terkait dengan ekosistem yang kita miliki dengan grup, holding farmasi sudah mencakup dari sektor hulu hingga hilir," kata Honesti Basyir.
Holding BUMN Farmasi memiliki manufaktur, sistem distribusi, layanan kesehatan seperti klinik. Holding BUMN ini juga menjadi jaringan ritel farmasi terbesar di Indonesia melalui outlet-outlet apotek Kimia Farma.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Holding rumah sakit BUMN dan holding farmasi akan digabungkan
"Rencana penggabungan Holding Rumah Sakit BUMN dengan Holding BUMN Farmasi dalam rangka melengkapi ekosistem kesehatan," ujar Honesti di Jakarta, Senin.
Meskipun Holding BUMN Farmasi sudah memiliki elemen-elemen layanan kesehatan secara lengkap seperti klinik, tapi Holding tersebut belum memiliki rumah sakit.
"Saya mengatakan, Holding BUMN Farmasi ini lebih di sisi pemasok seperti obat, vaksin dan alat kesehatan. Sedangkan di layanan kesehatan, kita harus memperkuat hal tersebut apakah itu rumah sakit atau klinik," ujar Dirut Bio Farma tersebut.
Dia juga mengatakan, pihaknya nanti akan menguasai mulai dari hulu hingga hilir tidak hanya dari sisi produk, namun juga dari sisi layanan kesehatan.
"Kalau kita bisa mengintegrasikan sisi suplai dan permintaan maka hal ini luar biasa. Belum ada benchmark di dunia di mana terdapat suatu korporasi yang memiliki ekosistem sangat lengkap di industri layanan kesehatan. Itulah yang menjadi amanah kami," kata Honesti.
Rencana penggabungan Holding BUMN Farmasi dengan Holding Rumah Sakit BUMN, kemungkinan juga akan mengubah nama holding.
Penggabungan holding farmasi dan rumah sakit BUMN ini juga merupakan penugasan dari pemerintah. Pemerintah sendiri memiliki tiga program dengan salah satu program yakni ketahanan kesehatan nasional.
Sebelumnya, Bio Farma telah diberikan amanah oleh Kementerian BUMN untuk menjadi Holding BUMN Farmasi. Di samping sebagai holding, Bio Farma juga menjadi induk holding bagi dua anggotanya yakni Kimia Farma dan Indofarma.
Pada Juli tahun ini, Holding BUMN Farmasi mendapatkan satu anggota baru yakni PT. Industri Nuklir Indonesia (Persero) atau INUKI. INUKI akan berfokus pada produk radiofarmaka atau pengobatan yang berbasis nuklir.
"Kalau dilihat dari grup kami, saya berani mengatakan bahwa kita sebenarnya bukan Holding BUMN Farmasi lagi. Hal ini dikarenakan, terkait dengan ekosistem yang kita miliki dengan grup, holding farmasi sudah mencakup dari sektor hulu hingga hilir," kata Honesti Basyir.
Holding BUMN Farmasi memiliki manufaktur, sistem distribusi, layanan kesehatan seperti klinik. Holding BUMN ini juga menjadi jaringan ritel farmasi terbesar di Indonesia melalui outlet-outlet apotek Kimia Farma.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Holding rumah sakit BUMN dan holding farmasi akan digabungkan