Mamuju (ANTARA News) - Sebanyak 3.055 anak keluarga suku terasing atau suku Bunggu di Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, masuk dalam kategori putus sekolah.

"Hasil pendataan yang dilakukan hingga akhir 2011 terungkap angka putus sekolah anak suku Bunggu mencapai 3.055 anak. Ini tentu menjadi perhatian kami agar anak-anak yang putus sekolah di daerah pedalaman itu juga mendapatkan pendidikan seperti kondisi daerah lainnya,"kata Kepala Dinas Pendidikan Sulbar Jamil Barambangi di Mamuju, Kamis.

Karena itu kata dia, anak-anak yang putus sekolah ini akan dirangkul agar mereka bisa mengikuti pendidikan yang layak seperti masyarakat yang ada di daerah pedesaan maupun perkotaan.

"Untuk menuntaskan angka putus sekolah pada wilayah suku terasing ini bukan perkarah mudah karena mereka punya tradisi kehidupan yang tidak sama dengan masyarakat yang ada di wilayah perkotaan,"kata dia.

Apalagi kata dia, suku terasing ini sebagian ada yang masih melakukan sistem bercocok tanam secara berpindah khususnya suku Bunggu bagian dalam..

Jamil mengatakan, tahun ini dirinya telah memberikan perhatian serius agar masyarakat suku terasing mendapatkan pendidikan setara dengan daerah lain.

"Tahun ini kita telah alokasikan anggaran pendidikan untuk suku terasing sekitar Rp200 juta,"kata Jamil.

Menurutnya, suku bunggu bagian luar sudah berbaur dengan masyarakat dengan membentuk pemukiman baru, bahkan sudah mulai mengikuti perkembangan zaman. Mereka tak lagi membuat rumah diatas pohon melainkan telah membangun pondokan seperti masyarakat lain pada umumnya.

Walau demikian, kata dia, suku Bunggu yang telah tinggal menetap ini masih tertinggal dan bahkan angka buta aksara di daerah itu sangat tinggi.

"Makanya, kami mencoba melakukan interpensi agar suku primitif di Matra ini mampu berkembang lebih jauh lagi,"terangnya.

Jamil yang juga mantan ketua KPU Sulbar ini juga menyampaikan, bahwa suku Bunggu bagian dalam yang hidupnya masih sangat primitif ini hendaknya tetap dijaga keasliannya.

"Suku Bunggu bagian dalam akan kita jaga keasliannya sembari kita lakukan langkah-langkah agar mereka mendapatkan pendidikan yang layak.,"ucapnya.

Sebab kata dia, suku terasing bagian dalam itu merupakan aset budaya yang harus dijaga sebagai kekayaan budaya kearifan lokal di daerah ini.

"Suku Bunggu merupakan aset budaya yang perlu kita jaga. Biarkanlah mereka hidup dengan cara tradisional namun tetap diberikan perhatian khusus bagi generasi suku terasing itu sendiri,"pungkas Jamil. (T.KR-ACO/S016) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024