Makassar (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Pertanian (DP2) Bantaeng, Sulawesi Selatan, memastikan jika daerahnya sejak awal Januari 2023 sudah tidak ada lagi sapi terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) setelah dilakukan penanganan khusus yakni penyuntikan vaksin dan penyembelihan.
Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantaeng Eben Sri Mangampa dikonfirmas di Makassar, Sabtu, mengatakan, semua sapi yang terinfeksi PMK sejak 2022 sudah diberikan penanganan dan saat ini sudah bersih.
"Sejak awal Januari itu kita sudah nol PMK. Di akhir tahun 2022 itu, semua sapi yang terinfeksi sudah sembuh dan sisanya kita sembelih bersyarat," ujarnya.
Eben Sri Mangampa menyebutkan jumlah kasus ternak yang terinfeksi PMK pada 2022 mencapai 339 ekor. Dari jumlah itu, sebanyak 225 ekor berhasil disembuhkan.
Sementara sisanya sebanyak 82 ekor ternak sapi terpaksa harus dipotong bersyarat dan pemilik diberikan kompensasi agar tidak menderita kerugian.
"Kita beruntung, tahun lalu mendapatkan alokasi dana untuk kami gunakan membeli obat-obatan dan vitamin untuk mengatasi PMK ini," katanya.
Dia mengatakan, selain memberikan obat-obatan dan vitamin, pihak Dinas Peternakan juga menyalurkan bantuan vaksinasi untuk ternak di Bantaeng. Total sebanyak 8.620 ekor ternak di Bantaeng sudah divaksin untuk mengantisipasi menyebarnya PMK.
"Di Februari ini, kita akan melakukan vaksinasi kedua dan Boster," tutur dia.
Eben juga menyebut, saat ini Bantaeng sudah dipastikan nol kasus PMK. Dia menyebut, nol kasus PMK ini berkat bantuan para peternak yang rela jika ternak mereka yang terinfeksi PMK untuk dipotong bersyarat.
"Perlu kami laporkan bahwa per Januari 2023 ini, sudah nol kasus PMK. Para peternak secara sadar dan sukarela menyerahkan ternaknya untuk disembelih dan itu diberikan kompensasi," ucap dia.
Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantaeng Eben Sri Mangampa dikonfirmas di Makassar, Sabtu, mengatakan, semua sapi yang terinfeksi PMK sejak 2022 sudah diberikan penanganan dan saat ini sudah bersih.
"Sejak awal Januari itu kita sudah nol PMK. Di akhir tahun 2022 itu, semua sapi yang terinfeksi sudah sembuh dan sisanya kita sembelih bersyarat," ujarnya.
Eben Sri Mangampa menyebutkan jumlah kasus ternak yang terinfeksi PMK pada 2022 mencapai 339 ekor. Dari jumlah itu, sebanyak 225 ekor berhasil disembuhkan.
Sementara sisanya sebanyak 82 ekor ternak sapi terpaksa harus dipotong bersyarat dan pemilik diberikan kompensasi agar tidak menderita kerugian.
"Kita beruntung, tahun lalu mendapatkan alokasi dana untuk kami gunakan membeli obat-obatan dan vitamin untuk mengatasi PMK ini," katanya.
Dia mengatakan, selain memberikan obat-obatan dan vitamin, pihak Dinas Peternakan juga menyalurkan bantuan vaksinasi untuk ternak di Bantaeng. Total sebanyak 8.620 ekor ternak di Bantaeng sudah divaksin untuk mengantisipasi menyebarnya PMK.
"Di Februari ini, kita akan melakukan vaksinasi kedua dan Boster," tutur dia.
Eben juga menyebut, saat ini Bantaeng sudah dipastikan nol kasus PMK. Dia menyebut, nol kasus PMK ini berkat bantuan para peternak yang rela jika ternak mereka yang terinfeksi PMK untuk dipotong bersyarat.
"Perlu kami laporkan bahwa per Januari 2023 ini, sudah nol kasus PMK. Para peternak secara sadar dan sukarela menyerahkan ternaknya untuk disembelih dan itu diberikan kompensasi," ucap dia.