Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat bersama Kostamonu Company, sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Turki menjajaki kerja sama pengelolaan hutan bernilai ekonomis dan hutan sosial.

Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik, Senin menyatakan, telah bertemu dengan sejumlah petinggi perusahaan Kostamonu Company, di Jakarta, terkait peluang kerja sama pengelolaan hutan bernilai ekonomis tersebut.

"Jika pemerintah pusat membuka ruang bagi hadirnya program hutan sosial di Sulbar, maka perusahaan Kastamonu siap menjadi pengelolanya dengan menggandeng mitra-mitra lokal," kata Akmal Malik.

Pertemuan yang difasilitasi Ketua Ikatan Alumni (IKA) Institut Teknologi Bandung (ITB) Akhmad Syarbini tersebut membahas tentang potensi investasi dalam hal pengelolaan hutan secara ekonomis dan sosial di wilayah Sulbar.

Hadir pada pertemuan tersebut diantaranya, petinggi perusahaan asal Turki Kastamonu Company, yakni Halim Sirganci, Levent Sent dan sejumlah staf dari kedua belah pihak

"Kami membicarakan terkait peluang Kastamonu Company berinvestasi menanam hutan pohon akasia di Sulbar," ujar Akmal Malik.

Ia menyampaikan, berdasarkan data pemerintah, hutan Sulbar memiliki luas kawasan hutan sekitar 1,1 juta hektare atau 64,6 persen dari luas wilayah daratan daerah itu.

Kawasan hutan Sulbar menurut fungsinya sebagian besar 452.030 hektare atau sekitar 26,7 persen merupakan kawasan hutan lindung.

"Hutan di Sulbar masih sangat luas dan menjadi penopang sumber daya alam. Tapi memang perlu dikelola secara ekonomis dan kelestariannya tetap terjaga. Ini yang kami coba kembangkan bersama investor. Ujungnya, kami berharap agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Sulbar," jelas Akmal Malik.

Pewarta : Amirullah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024