Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menggelar kemah kebangsaan di desa wisata Tondok Bakaru Kabupaten Mamasa sebagai upaya menjaga keberagaman dan toleransi di daerah itu.

"Kami sengaja menggelar kemah kebangsaan di Mamasa, sebab belajar tentang keberagaman dan toleransi sangat tepat dilaksanakan di sini, sekaligus memperkenalkan Mamasa dengan wisata terbaik," kata Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik, Sabtu.

Kemah kebangsaan yang dilaksanakan di Desa Wisata Tondok Bakaru Kabupaten Mamasa tersebut, mengangkat tema 'Membangun kecerdasan Berbangsa Melalui Temu Tokoh Agama, Generasi Muda, antar-umat beragama Provinsi Sulbar'.

Kegiatan yang digelar Kesbangpol Sulbar selama dua hari, yakni 10-11 Maret 1023 itu, menghadirkan tiga tokoh nasional menjadi pembicara, yakni Wakil Sekjen PBNU Muhammad Najib Azca, Cendekiawan Muslim Muhammadiyah Sukidi Mulyadi dan Pengamat Kebijakan Publik Andrinof Chaniago.

Penjabat Gubernur mengatakan, melalui ketiga narasumber tersebut menjadi corong lahirnya gagasan-gagasan kebangsaan dari Sulbar untuk Indonesia.

Ia berharap, kemah kebangsaan mampu menciptakan masyarakat yang harmonis dan kuat untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah perbedaan, khususnya bagi masyarakat Sulbar dan Kabupaten Mamasa.

"Saya harap tokoh-tokoh Sulbar dari berbagai agama tetap kompak dan terus menjaga persatuan di tengah perbedaan," ujar Akmal Malik.

Provinsi Sulbar tambahnya, merupakan daerah yang tidak didukung dengan fiskal yang baik, namun Sulbar memiliki kebersamaan yang kuat dan wajib dijadikan percontohan untuk Indonesia.

"Jangan pernah berhenti mencintai Indonesia. Mari kita bangga menjadi bagian dari Indonesia," kata Akmal Malik.

Sementara, Wakil Sekjen PBNU Muhammad Najib Azca mengemukakan, kebhinekaan bukan sesuatu tanpa makna yang dibentuk oleh para tokoh pejuang dan dari perbedaan tersebut menyimpan banyak pelajaran.

"Perbedaan merupakan salah satu kategori kerawanan yang dapat dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, maka mari kita jaga bersama," sebut Muhammad Najib.

Sedangkan, Cendekiawan Muslim Muhammadiyah Sukidi Mulyadi mengatakan, para pahlawan berjuang dengan tulus untuk memerdekakan bangsa Indonesia dengan hidup penuh kesederhanaan.

Hal tersebut menurut Sukidi, semestinya dicontoh oleh pemimpin saat ini.

"Indonesian dream adalah impian saya sebagaimana yang diimpikan oleh para pahlawan bangsa," kata Sukidi.

Pondasi negara Indonesia lanjut Sukidi, adalah negara ketuhanan atau bangsa yang religius dan bebas kerukunan antar-umat beragama.

"Kita semua terpanggil untuk merawat, memajukan dan membuat Indonesia sesuai yang diinginkan para pendiri," ujar Sukidi.

Bupati Mamasa Ramlan Badawi menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Sulbar yang telah menyelenggarakan Kemah Kebangsaan di Mamasa, bertepatan pula dengan HUT Ke-21 Mamasa.

"Ini menjadi berkah bagi Mamasa dan menjadi rezeki tambahan ilmu bagi kami," ujar Ramlan Badawi.

Pewarta : Amirullah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024