Makassar (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan pembenahan dengan mengeruk tumpukan sampah yang menutup akses jalan masuk ke area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
"Kita keruk untuk buka akses jalan tertimbun gunungan sampah saat musim hujan lalu. Atas nama Pemerintah Kota, kami memohon maaf kepada masyarakat atas pengerukan ini hingga menimbulkan bau menyengat selama beberapa hari terakhir" ujar Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ferdy Mochtar, di Makassar, Rabu.
Pengerukan akses jalan tersebut, kata dia, bertujuan untuk memudahkan pembuangan sampah ke area belakang, sebab pada area tersebut ketinggian sampah sekitar 10 meter, sehingga tidak terlalu berbahaya melakukan aktivitas pengolahan sampah.
Selain itu, area lahannya masih tersedia sekitar enam hektare, dan dinilai lahan itu masih bisa menjadi alternatif pembuangan sampai diperkirakan bisa menampung sampah hingga dua tahun ke depan sembari menunggu tahapan penanganan TPA lebih modern melalui teknologi PSEL.
Sedangkan untuk lokasi pada bagian depan berdekatan dengan pintu gerbang TPA , sebut Ferdy, ketinggian gunung sampah diperkirakan mencapai 50 meter dan sangat rawan terjadi longsor sehingga berbahaya melakukan aktifitas di lokasi itu apalagi di musim hujan.
Selain pengerukan akses jalan masuk, pihaknya juga membenahi saluran Kolam Lindi sepanjang 500 meter. Pembenahan dilakukan karena saluran Kolam Lindi mengalami penimbunan sampah selama musim hujan.
Hal itu bisa menyebabkan proses pelarutan dan pembusukan materi yang bisa larut oleh aktivitas mikroba organik dan anorganik setelah terkena air, termasuk air hujan, yang masuk ke dalam tumpukan sampah tidak dapat dilakukan.
“Kolam Lindi sangat penting untuk proses pelarutan air dengan keanekaragaman plankton sehingga potensi pencemaran terhadap air dan tanah dapat diminimalisir terhadap lingkungan sekitarnya. Kita target pengerjaannya selesai selama tiga pekan," paparnya.
Untuk meminimalisir penyebaran bau menyengat, tambah dia, dijalankan sistem controlled landfill atau pelapisan dengan penimbunan tanah serta penyemprotan eko-ensim untuk meminimalkan bau sampah.
Mengenai dengan pengelolaan sampah menjadi energi listrik, kata dia, Pemkot telah membuka tender dan masuk pada seleksi administrasi. Tercatat, ada enam konsorsium mendaftar. Diharapkan pertengahan tahun 2023 sudah ada pemenang PSEL agar bisa mengurai dan mengelola sampah sampai 1.000 ton untuk dijadikan energi listrik.
"Kita keruk untuk buka akses jalan tertimbun gunungan sampah saat musim hujan lalu. Atas nama Pemerintah Kota, kami memohon maaf kepada masyarakat atas pengerukan ini hingga menimbulkan bau menyengat selama beberapa hari terakhir" ujar Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ferdy Mochtar, di Makassar, Rabu.
Pengerukan akses jalan tersebut, kata dia, bertujuan untuk memudahkan pembuangan sampah ke area belakang, sebab pada area tersebut ketinggian sampah sekitar 10 meter, sehingga tidak terlalu berbahaya melakukan aktivitas pengolahan sampah.
Selain itu, area lahannya masih tersedia sekitar enam hektare, dan dinilai lahan itu masih bisa menjadi alternatif pembuangan sampai diperkirakan bisa menampung sampah hingga dua tahun ke depan sembari menunggu tahapan penanganan TPA lebih modern melalui teknologi PSEL.
Sedangkan untuk lokasi pada bagian depan berdekatan dengan pintu gerbang TPA , sebut Ferdy, ketinggian gunung sampah diperkirakan mencapai 50 meter dan sangat rawan terjadi longsor sehingga berbahaya melakukan aktifitas di lokasi itu apalagi di musim hujan.
Selain pengerukan akses jalan masuk, pihaknya juga membenahi saluran Kolam Lindi sepanjang 500 meter. Pembenahan dilakukan karena saluran Kolam Lindi mengalami penimbunan sampah selama musim hujan.
Hal itu bisa menyebabkan proses pelarutan dan pembusukan materi yang bisa larut oleh aktivitas mikroba organik dan anorganik setelah terkena air, termasuk air hujan, yang masuk ke dalam tumpukan sampah tidak dapat dilakukan.
“Kolam Lindi sangat penting untuk proses pelarutan air dengan keanekaragaman plankton sehingga potensi pencemaran terhadap air dan tanah dapat diminimalisir terhadap lingkungan sekitarnya. Kita target pengerjaannya selesai selama tiga pekan," paparnya.
Untuk meminimalisir penyebaran bau menyengat, tambah dia, dijalankan sistem controlled landfill atau pelapisan dengan penimbunan tanah serta penyemprotan eko-ensim untuk meminimalkan bau sampah.
Mengenai dengan pengelolaan sampah menjadi energi listrik, kata dia, Pemkot telah membuka tender dan masuk pada seleksi administrasi. Tercatat, ada enam konsorsium mendaftar. Diharapkan pertengahan tahun 2023 sudah ada pemenang PSEL agar bisa mengurai dan mengelola sampah sampai 1.000 ton untuk dijadikan energi listrik.