Makassar (ANTARA) - Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia Prof Effendi Ghazali menanggapi keberadaan Kaukus Timur Indonesia (KTi) yang resmi diluncurkan pada Kamis (22/6).

"Kaukus ini yang akan menjadi wadah perjuangan bagi terciptanya kesetaraan dan keadilan politik dan ekonomi tersebut harus berbasis data," kata Effendi pada saat peluncuran KTI secara hibrid.di Makassar.

Ia mengatakan KTI sebagai wadah perjuangan harus berbasis data.

Setidaknya fokus pada sejumlah hal untuk eksis dan agar perjuangannya menuai hasil maksimal, seperti harus memiliki dan menguasai data yang akurat, khususnya menyangkut dan terkait dengan wilayah fokus perjuangan kaukus. 

Dalam hal ini, Effendi meminta kaukus untuk berjuang dengan berbasis data yang akurat dan valid.

Selain itu, harus mampu mendata, mencari dan menemukan tokoh dan figur yang benar-benar punya kapasitas untuk diorbit dan diajak memasuki gelanggang nasional.

Hal tersebut menurut Effendi bukan sesuatu yang sulit mengingat sejarah telah membuktikan bahwa ada banyak tokoh dan figur yang luar biasa dari Timur Indonesia.

"Dulu ada Pak Habibie, Pak Jusuf Kalla, dan Ibu Marwah," ujarnya memberin contoh.

Meski demikian, Effendi juga mengingatkan agar kaukus kali ini tidak boleh terjebak ke dalam romantisme masa lalu. Seperti di era Orde Baru lalu, sempat terbentuk Kaukus Iramasuka. 

"Kaukus kali ini harus jelas dan berkelanjutan perjuangannya. Jangan hanya terjebak romantisme masa lalu,” ujar Effendi mengingatkan.

Pada peluncuran KTI itu, turut hadir Pakar Komunikasi Unhas, Dr Hasrullah, MA dan Presidium Kaukus Timur Indonesia, Uslimin Usle. Sedang yang bertindak selaku moderator, Jurnalis Senior Upi Asmaradana.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024