Mamuju (ANTARA) - Polda Sulawesi Barat(Sulbar) mengedepankan tindakan preventif dan preemtif pada pelaksanaan Operasi Patuh Marano yang dilaksanakan mulai 10-23 Juli 2023.
Wakapolda Sulbar Brigjen Polisi Rachmat Pamudji, pada pembukaan Latihan Pra Operasi (Latpra) Patuh Marano 2023, Kamis mengatakan, tindakan preemtif atau imbauan dan preventif atau pencegahan dilakukan sebagai upaya menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.
"Ada pun sasarannya masyarakat terorganisir, seperti sekolah, kantor dan sebagainya maupun masyarakat yang tidak terorganisir, yakni di terminal maupun pasar," kata Rachmat Pamudji.
Wakapolda menyatakan, meski tidak lagi dibenarkan melakukan tilang manual yang diganti dengan tilang elektronik atau "Electronic Traffic Law Enforcement/ETLE", namun bukan berarti pelanggar lalu lintas dibiarkan begitu saja.
Jika petugas menemui pengendara yang melakukan pelanggaran lanjut Rachmad Pamudji, cukup dengan sempritan peluit, kemudian mengarahkan telunjuk dan teguran saja, itu juga sudah merupakan bentuk tindakan.
"Peluit saja yang kita bunyikan untuk pelanggar, itu sudah bentuk tindakan," tutur Rachmat Pamudji.
Terkait pelaksanaan latihan pra Operasi Patuh Marano 2023, Wakapolda menyampaikan bahwa kegiatan itu sebagai upaya menyamakan persepsi bertindak di lapangan
Wakapolda juga menekankan untuk memaksimalkan pelaksanaan operasi selama 14 hari ke depan.
"Tentukan target kawasan tertib lalulintas (KTL) yang harus diprioritaskan agar pelaksanaan Operasi Patuh selama 14 hari ke depan ada perubahan. Meski tidak melakukan penindakan namun dengan maksimalkan teguran dan edukasi, dapat meningkatkan kesadaran berlalu lintas para pengendara," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Rachmat Pamudji juga meminta untuk melakukan pemanfaatan teknologi informasi dan memberdayakan potensi yang ada melalui pembuatan konten dan meme.
"Hal ini agar edukasi kegiatan Operasi Patuh di tengah masyarakat tersampaikan merata dan berdampak pada peningkatan kesadaran berlalu lintas," ujar Rachmat Pamudji.
Wakapolda Sulbar Brigjen Polisi Rachmat Pamudji, pada pembukaan Latihan Pra Operasi (Latpra) Patuh Marano 2023, Kamis mengatakan, tindakan preemtif atau imbauan dan preventif atau pencegahan dilakukan sebagai upaya menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.
"Ada pun sasarannya masyarakat terorganisir, seperti sekolah, kantor dan sebagainya maupun masyarakat yang tidak terorganisir, yakni di terminal maupun pasar," kata Rachmat Pamudji.
Wakapolda menyatakan, meski tidak lagi dibenarkan melakukan tilang manual yang diganti dengan tilang elektronik atau "Electronic Traffic Law Enforcement/ETLE", namun bukan berarti pelanggar lalu lintas dibiarkan begitu saja.
Jika petugas menemui pengendara yang melakukan pelanggaran lanjut Rachmad Pamudji, cukup dengan sempritan peluit, kemudian mengarahkan telunjuk dan teguran saja, itu juga sudah merupakan bentuk tindakan.
"Peluit saja yang kita bunyikan untuk pelanggar, itu sudah bentuk tindakan," tutur Rachmat Pamudji.
Terkait pelaksanaan latihan pra Operasi Patuh Marano 2023, Wakapolda menyampaikan bahwa kegiatan itu sebagai upaya menyamakan persepsi bertindak di lapangan
Wakapolda juga menekankan untuk memaksimalkan pelaksanaan operasi selama 14 hari ke depan.
"Tentukan target kawasan tertib lalulintas (KTL) yang harus diprioritaskan agar pelaksanaan Operasi Patuh selama 14 hari ke depan ada perubahan. Meski tidak melakukan penindakan namun dengan maksimalkan teguran dan edukasi, dapat meningkatkan kesadaran berlalu lintas para pengendara," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Rachmat Pamudji juga meminta untuk melakukan pemanfaatan teknologi informasi dan memberdayakan potensi yang ada melalui pembuatan konten dan meme.
"Hal ini agar edukasi kegiatan Operasi Patuh di tengah masyarakat tersampaikan merata dan berdampak pada peningkatan kesadaran berlalu lintas," ujar Rachmat Pamudji.