Mamuju (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat melakukan pertemuan dengan pengurus Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Sulbar dalam rangka membahas rencana kerja sama terkait peran guru dalam penanggulangan bencana.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Sulbar Muhammad Yasir Fattah, di Mamuju, Selasa, mengatakan guru memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran dan kesiapsiagaan menghadapi bencana, khususnya di lingkungan pendidikan.
"Kerja sama ini sejalan dengan upaya kami dalam membangun masyarakat yang tangguh bencana, dimulai dari sektor pendidikan," kata Yasir Fattah.
Pertemuan itu dihadiri Ketua IGI Wilayah Sulbar Sutikno bersama Wakil Bendahara IGI Wilayah Sulbar Minarti Arifin Arsyad.
Pada pertemuan tersebut dibahas pentingnya peran guru sebagai garda terdepan dalam edukasi kebencanaan di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Program pelatihan yang direncanakan akan mencakup aspek teoretis dan praktis, meliputi penanganan berbagai jenis bencana seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.
Yasir Fattah menekankan pentingnya membangun sistem penanggulangan bencana yang terintegrasi dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk para pendidik.
Guru menurut Yasir Fattah, tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam membangun budaya siaga bencana di masyarakat.
"Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat memperkuat kapasitas para guru dalam menghadapi situasi darurat dan mentransfer pengetahuan tersebut kepada para siswa dan masyarakat sekitar," ujar Yasir Fattah.
Sementara, Penata Penanggulangan Bencana BPBD Sulbar Inaldy LS Si'lang mengatakan, perlu adanya pelatihan untuk para guru yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga memberikan pengalaman praktis kepada para guru.
"Mereka akan dibekali dengan pengetahuan komprehensif tentang cara menghadapi berbagai jenis bencana dan metode yang efektif untuk mengedukasi siswa serta masyarakat," jelas Inaldy.
Salah satu aspek penting yang akan diintegrasikan dalam program pelatihan nantinya kata Inaldy, adalah nilai-nilai kearifan lokal.
Penggabungan antara pengetahuan modern dan kearifan tradisional, menurut Inaldy, sebagai pendekatan yang efektif dalam strategi pengurangan risiko bencana.
"Pendekatan ini memungkinkan terciptanya sistem penanggulangan bencana yang lebih adaptif dan sesuai dengan konteks lokal," ujar Inaldy.