Makassar (ANTARA) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang menjalankan program bantuan nasional melalui proyek Mass Transit Indonesia (Mastran) sebagai upaya meningkatkan transportasi massal demi mengatasi permasalahan kemacetan, isu lingkungan serta kerugian non materil sebagai dampak dari kemacetan.
"Program ini akan membantu merumuskan desain program, menciptakan rangkaian proyek untuk program, membangun kapasitas institusi, dan mengimplementasikan beberapa sistem mass transit berdasarkan praktik terbaik," ujar Staf Ahli Menhub Bidang Logistik dan Multimoda Robby Kurniawan melalui siaran persnya yang di terima di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.
Menurut dia, dalam pertemuan antara Kemenhub dengan Institut Pengembangan Teknik Kota Shanghai dan Komisi Transportasi Kota Shanghai, Tiongkok, bahwa pemerintah Indonesia tentu tidak tinggal diam demi menyelesaikan permasalahan transportasi perkotaan.
Di Proyek ini akan mencakup pengembangan institusi dan kapasitas, pembuatan program nasional dalam mendukung mass transit di kota-kota Indonesia, serta investasi dalam sistem transportasi umum berbasis jalan salah satunya di Kawasan Metropolitan Cekungan Bandung (BBMA) dan Mebidang (Kota Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Deli Serdang).
"Kemenhub bersama World Bank dan bersinergi dengan Pemerintah Daerah Jawa Barat dan Sumatera Utara segera mengimplementasikan program pengembangan sistem transportasi massal berupa BRT (Bus Rapid Transit) yang terintegrasi dan berorientasi pada Smart, Green and Sustainabale Transportation," tuturnya.
Program Mastran ini, kata Robby, dapat ditingkatkan ke sejumlah daerah dengan harapan kota-kota di Indonesia lebih layak huni dan tidak terganggu dengan dampak polusi udara yang ditimbulkan kendaraan yang terus bertambah hingga menimbulkan kemacetan.
Untuk itu, selain dilakukan perencanaan yang komprehensif dan integratif, tentunya diperlukan transfer of knowledge, capacity building, dan management assitance dalam konstruksi hingga tahapan pengoperasiannya.
Ia menjelaskan, proyek ini terdiri dari dua bagian, yakni pengembangan institusi dan kegiatan pembangunan kapasitas untuk membantu Kemenhub dan Pemda dalam meluncurkan IMTP. Kemudian, investasi dalam sistem mass transit demonstrasi di Kawasan Metropolitan Cekungan Bandung (BBMA) dan Mebidang.
Pelaksanaan proyek Manstran melibatkan 14 mitra dari Pemerintah Pusat, seperti Kemenhub, Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Guna merealisasikan implementasi pada proyek Mastran, pihaknya bahkan meninjau pabrik ternama pembuatan Bus BRT di Tiongkok, dan bertemu produsen BUS EV, Higer, SunWin, Yu Tong, dan BYD. Alasannya, Tiongkok dikenal dengan industri manufaktur bus yang canggih dan merupakan rumah bagi beberapa produsen bus terkemuka.
Tujuan dari kunjungan tersebut, kata dia, guna pengembangan kapasitas di bidang ekosistem bus listrik, mempelajari operasi dan manajemen sistem BRT, mengumpulkan informasi, wawasan tentang harga bus, opsi pembelian, umur pakai baterai dan infrastrukturnya, serta belajar dari para ahli di bidangnya dalam membuat keputusan pengadaan bus yang akan datang.
"Tiongkok telah mencapai kesuksesan dalam industri bus listrik dan beberapa implementasi BRT yang efektif di berbagai kota. Ini memberikan peluang belajar dari pengalaman luas mereka serta wawasan tentang praktik terbaik dalam desain, operasi, dan manajemen BRT, transportasi non motor, jalan ramah pejalan kaki, dan sistem berbagi sepeda," katanya menambahkan.
"Program ini akan membantu merumuskan desain program, menciptakan rangkaian proyek untuk program, membangun kapasitas institusi, dan mengimplementasikan beberapa sistem mass transit berdasarkan praktik terbaik," ujar Staf Ahli Menhub Bidang Logistik dan Multimoda Robby Kurniawan melalui siaran persnya yang di terima di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.
Menurut dia, dalam pertemuan antara Kemenhub dengan Institut Pengembangan Teknik Kota Shanghai dan Komisi Transportasi Kota Shanghai, Tiongkok, bahwa pemerintah Indonesia tentu tidak tinggal diam demi menyelesaikan permasalahan transportasi perkotaan.
Di Proyek ini akan mencakup pengembangan institusi dan kapasitas, pembuatan program nasional dalam mendukung mass transit di kota-kota Indonesia, serta investasi dalam sistem transportasi umum berbasis jalan salah satunya di Kawasan Metropolitan Cekungan Bandung (BBMA) dan Mebidang (Kota Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Deli Serdang).
"Kemenhub bersama World Bank dan bersinergi dengan Pemerintah Daerah Jawa Barat dan Sumatera Utara segera mengimplementasikan program pengembangan sistem transportasi massal berupa BRT (Bus Rapid Transit) yang terintegrasi dan berorientasi pada Smart, Green and Sustainabale Transportation," tuturnya.
Program Mastran ini, kata Robby, dapat ditingkatkan ke sejumlah daerah dengan harapan kota-kota di Indonesia lebih layak huni dan tidak terganggu dengan dampak polusi udara yang ditimbulkan kendaraan yang terus bertambah hingga menimbulkan kemacetan.
Untuk itu, selain dilakukan perencanaan yang komprehensif dan integratif, tentunya diperlukan transfer of knowledge, capacity building, dan management assitance dalam konstruksi hingga tahapan pengoperasiannya.
Ia menjelaskan, proyek ini terdiri dari dua bagian, yakni pengembangan institusi dan kegiatan pembangunan kapasitas untuk membantu Kemenhub dan Pemda dalam meluncurkan IMTP. Kemudian, investasi dalam sistem mass transit demonstrasi di Kawasan Metropolitan Cekungan Bandung (BBMA) dan Mebidang.
Pelaksanaan proyek Manstran melibatkan 14 mitra dari Pemerintah Pusat, seperti Kemenhub, Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Guna merealisasikan implementasi pada proyek Mastran, pihaknya bahkan meninjau pabrik ternama pembuatan Bus BRT di Tiongkok, dan bertemu produsen BUS EV, Higer, SunWin, Yu Tong, dan BYD. Alasannya, Tiongkok dikenal dengan industri manufaktur bus yang canggih dan merupakan rumah bagi beberapa produsen bus terkemuka.
Tujuan dari kunjungan tersebut, kata dia, guna pengembangan kapasitas di bidang ekosistem bus listrik, mempelajari operasi dan manajemen sistem BRT, mengumpulkan informasi, wawasan tentang harga bus, opsi pembelian, umur pakai baterai dan infrastrukturnya, serta belajar dari para ahli di bidangnya dalam membuat keputusan pengadaan bus yang akan datang.
"Tiongkok telah mencapai kesuksesan dalam industri bus listrik dan beberapa implementasi BRT yang efektif di berbagai kota. Ini memberikan peluang belajar dari pengalaman luas mereka serta wawasan tentang praktik terbaik dalam desain, operasi, dan manajemen BRT, transportasi non motor, jalan ramah pejalan kaki, dan sistem berbagi sepeda," katanya menambahkan.