Mamuju (ANTARA) - Badan Pusat Statistik merilis Nilai Tukar Petani Provinsi Sulawesi Barat pada Agustus 2023 tercatat 121,52 poin atau naik 2,47 persen dibandingkan pada Juli 2023.
Kepala BPS Provinsi Sulbar, Tina Wahyufitri di Mamuju, Jumat mengatakan NTP Sulbar pada Agustus 2023 tercatat 121,52 poin atau naik 2,47 persen dibandingkan pada Juli 2023 sebesar 118,59.
Ia mengatakan, kenaikan NTP Sulbar tersebut disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan lebih cepat dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang juga mengalami kenaikan.
"It tercatat naik sebesar 2,40 persen persen, sedangkan Ib yang mengalami penurunan sebesar 0,07 persen," katanya.
Ia menyampaikan NTP sebesar 121,27 atau mengalami kenaikan tersebut telah mengindikasikan petani di Sulbar sementara mengalami keuntungan dalam hal perdagangan.
"Artinya, secara umum harga komoditi hasil pertanian dari bulan sebelumnya mengalami kenaikan sedangkan harga barang-barang keperluan konsumsi dan produksi mengalami penurunan, akibatnya perbandingan antara indeks harga yang diterima dengan indeks harga yang dibayar petani cenderung lebih tinggi," katanya.
NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor tanaman pangan (NTP-P)
98,75, subsektor hortikultura (NTP-H) 104,07, subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-R) 143,76, subsektor peternakan (NTP-T) 92,52; dan subsektor perikanan (NTN-P) 105,66.
Bila dibandingkan NTP antar provinsi se-Indonesia, pada bulan Agustus 2023 terlihat bahwa sebanyak 30 provinsi mengalami perubahan positif NTP, sementara itu 4 provinsi mengalami perubahan negatif NTP jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Provinsi dengan perubahan positif terbesar yaitu Provinsi Sulawesi Barat yang mengalami naik 2,47 persen, sedangkan Provinsi dengan perubahan negatif terbesar yaitu Provinsi Sumatera Selatan yang mengalami penurunan 1,32 persen.
Secara nasional, posisi NTP Sulbar pada bulan Agustus 2023 berada pada urutan pertama.
Kepala BPS Provinsi Sulbar, Tina Wahyufitri di Mamuju, Jumat mengatakan NTP Sulbar pada Agustus 2023 tercatat 121,52 poin atau naik 2,47 persen dibandingkan pada Juli 2023 sebesar 118,59.
Ia mengatakan, kenaikan NTP Sulbar tersebut disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan lebih cepat dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang juga mengalami kenaikan.
"It tercatat naik sebesar 2,40 persen persen, sedangkan Ib yang mengalami penurunan sebesar 0,07 persen," katanya.
Ia menyampaikan NTP sebesar 121,27 atau mengalami kenaikan tersebut telah mengindikasikan petani di Sulbar sementara mengalami keuntungan dalam hal perdagangan.
"Artinya, secara umum harga komoditi hasil pertanian dari bulan sebelumnya mengalami kenaikan sedangkan harga barang-barang keperluan konsumsi dan produksi mengalami penurunan, akibatnya perbandingan antara indeks harga yang diterima dengan indeks harga yang dibayar petani cenderung lebih tinggi," katanya.
NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor tanaman pangan (NTP-P)
98,75, subsektor hortikultura (NTP-H) 104,07, subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-R) 143,76, subsektor peternakan (NTP-T) 92,52; dan subsektor perikanan (NTN-P) 105,66.
Bila dibandingkan NTP antar provinsi se-Indonesia, pada bulan Agustus 2023 terlihat bahwa sebanyak 30 provinsi mengalami perubahan positif NTP, sementara itu 4 provinsi mengalami perubahan negatif NTP jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Provinsi dengan perubahan positif terbesar yaitu Provinsi Sulawesi Barat yang mengalami naik 2,47 persen, sedangkan Provinsi dengan perubahan negatif terbesar yaitu Provinsi Sumatera Selatan yang mengalami penurunan 1,32 persen.
Secara nasional, posisi NTP Sulbar pada bulan Agustus 2023 berada pada urutan pertama.