Mamuju (ANTARA) - Sebanyak 54 persen bayi di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) ditimbang dalam rangka melaksanakan program penurunan angka penderita stunting.
Penjabat Gubernur Sulbar, Zudan Arif Fakrulloh di Mamuju, Kamis mengatakan, dari 116 ribu bayi yang dilahirkan di daerah ini, sebanyak 54 persen di antaranya telah ditimbang oleh petugas kesehatan.
Ia mengatakan, bayi tersebut ditimbang agar dapat dilakukan penanganan untuk mencegah bayi tersebut mengalami stunting.
"Setiap posyandu di kita telah diminta untuk melakukan penimbangan bayi guna mencegah stunting, selain itu, kemudian bagi orang tua yang memiliki bayi sangat diharapkan agar bayinya ditimbang agar dapat ditangani ketika mengalami stunting," katanya.
Menurut dia, segala upaya telah dilakukan pemerintah di Sulbar dalam menekan stunting termasuk dengan berkolaborasi dan bekerjasama dengan sejumlah pihak.
"Pemerintah daerah melakukan kerja sama dengan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) dan lembaga vertikal Pemerintah setempat dalam melakukan penanganan stunting," katanya.
Ia mengatakan, selain melakukan kolaborasi dan kerja sama tersebut, Pemprov Sulbar juga membentuk satuan tugas (Satgas) penanganan stunting di setiap organisasi perangkat daerah (OPD).
Selain itu, meminta kepada aparatur sipil negara (ASN) setempat untuk menjadi bapak asuh stunting dengan menangani setiap bayi yang mengalami stunting.
Ia berharap, dengan hal tersebut upaya Pemprov Sulbar menurunkan stunting hingga 14 persen pada 2024 diharapkan dapat diwujudkan.
Penjabat Gubernur Sulbar, Zudan Arif Fakrulloh di Mamuju, Kamis mengatakan, dari 116 ribu bayi yang dilahirkan di daerah ini, sebanyak 54 persen di antaranya telah ditimbang oleh petugas kesehatan.
Ia mengatakan, bayi tersebut ditimbang agar dapat dilakukan penanganan untuk mencegah bayi tersebut mengalami stunting.
"Setiap posyandu di kita telah diminta untuk melakukan penimbangan bayi guna mencegah stunting, selain itu, kemudian bagi orang tua yang memiliki bayi sangat diharapkan agar bayinya ditimbang agar dapat ditangani ketika mengalami stunting," katanya.
Menurut dia, segala upaya telah dilakukan pemerintah di Sulbar dalam menekan stunting termasuk dengan berkolaborasi dan bekerjasama dengan sejumlah pihak.
"Pemerintah daerah melakukan kerja sama dengan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) dan lembaga vertikal Pemerintah setempat dalam melakukan penanganan stunting," katanya.
Ia mengatakan, selain melakukan kolaborasi dan kerja sama tersebut, Pemprov Sulbar juga membentuk satuan tugas (Satgas) penanganan stunting di setiap organisasi perangkat daerah (OPD).
Selain itu, meminta kepada aparatur sipil negara (ASN) setempat untuk menjadi bapak asuh stunting dengan menangani setiap bayi yang mengalami stunting.
Ia berharap, dengan hal tersebut upaya Pemprov Sulbar menurunkan stunting hingga 14 persen pada 2024 diharapkan dapat diwujudkan.