Makassar (ANTARA) -
World Agroforestry (ICRAF) membahas keberagaman pengetahuan pangan lokal melalui kegiatan Land4lives di Sulawesi Selatan.
 
"Kegiatan yang dilaksanakan di Makassar ini sebagai upaya untuk menghimpun data mengenai pangan lokal yang patut dilestarikan Karena memiliki nilai gizi tinggi," kata Koordinator Proyek Land4lives ICRAF Indonesia Country Program, Andree Ekadinata dalam keterangan surat elektroniknya di Makassar, Selasa.
 
Dia mengatakan, pentingnya mengetahui pangan lokal yang harus dilestarikan dalam menghadapi kerentanan perubahan iklim, menjadi hal mutlak dalam mengelola ketahanan pangan.
 
Kegiatan yang menggandeng pemerintah dalam penentuan tujuan pembangunan berkelanjutan termasuk menghilangkan kelaparan serta mendukung Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Untuk Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi Yang Baik Derta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan.
 
Berkaitan dengan hal tersebut pihaknya siap menggelar diskusi pengembangan sistem pengelola pengetahuan pangan lokal untuk ketahanan iklim di Sulsel pada Kamis (26/10).
 
Pada kegiatan tersebut juga akan membahas peningkatan ketahanan pangan termasuk pengelolaan bentang lahan yang peka gender dan menguatnya berketahanan iklim khususnya bagi masyarakat kelompok rentan termasuk perempuan dan anak-anak perempuan.
 
Kegiatan Land4life ini selama 5 tahun mulai dari 2020 hingga 2025 di dua provinsi yakni Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan. Khusus di Sulawesi Selatan daerah ini dikenal sebagai penyangga pangan nasional.
 
Sementara menurut data dari global food security index gfsi pada 2022 ketahanan pangan Indonesia masih berada di peringkat ke-63 dari 113 negara secara global dan peringkat ke-4 di ASEAN.
 
Hal tersebut sangat disayangkan mengingat Indonesia dengan keragaman hayatinya yang tinggi masih belum dapat mandiri secara pangan.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024