Makassar (ANTARA) - Pejabat PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulselrabar datang menemui Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di kediaman pribadinya untuk menjelaskan terkait pemadaman bergilir yang sudah berlangsung selama dua bulan lebih.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Rabu, menjelaskan ada beberapa poin yang dibahas bersama pihak PT PLN termasuk permintaan maaf kepada warga Makassar.
"Pertama, pihak PLN memohon maaf atas kondisi pemadaman listrik bergilir yang terjadi di Makassar akhir-akhir ini," ujarnya.
Dia mengatakan para pejabat PLN menyampaikan secara terperinci bahwa sudah terlalu banyak korban jiwa baik yang akibat langsung maupun tidak langsung karena pemadaman listrik itu.
Begitu pun dengan barang-barang elektronik, banyak barang masyarakat yang rusak dikarenakan korsleting listrik akibat pemadaman bergilir.
"Itu yang saya marah sebenarnya karena pas kegiatan HUT Makassar terjadi pemadaman. Kita sudah tiga orang meninggal akibat kebakaran. Itu penyebabnya langsung maupun tidak langsung akibat PLN," terangnya.
Danny Pomanto juga menyayangkan padamnya listrik pada saat puncak perayaan Hari Jadi Kota Makassar ke-416.
"Yang saya terus terang kesal adalah kita ulang tahun persis dia tahu di situ itulah daerah pemadaman paling besar di situ. Berartikan tidak ada sama sekali strategi pemadamannya ini, yang mana urgen mana tidak," ujarnya.
Meski begitu, Danny Pomanto menyarankan agar pengelola CSR PLN memeriksa rumah-rumah warga yang rawan terbakar akibat tegangan tinggi pasca pemadaman bergilir.
"Saya sampaikan bahwa tolong CSR-nya itu memeriksa rumah-rumah warga yang rawan terhadap kebakaran, terhadap kabel-kabel yang tidak lagi mampu menerima tegangan-tegangan mendadak naik turunnya yang bisa menyebabkan kebakaran," tuturnya.
Ia juga secara tegas meminta PLN tanggung jawab atas kerugian yang dialami masyarakat akibat kondisi pemadaman bergilir. Apalagi tidak sedikit masyarakat yang marah dengan pemadaman oleh pihak PLN.
"Sekarang tuntutan masyarakat, masyarakat bayar listrik, kenapa begini. Tidak ada perjanjian dengan mati lampu. Urusan cukup tidak cukup, bukan urusan masyarakat, masa masyarakat mesti menanggung cukup tidak cukup padahal dia bayar. Sehingga harus ada kompensasi memang perlu," tuturnya.
Sementara itu, Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, Ahmad Amirul Syarief menyampaikan akan menindaklanjuti hasil koordinasi dengan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto.
Termasuk mengajak Wali Kota Danny Pomanto untuk melihat ruang kontrol PLN, sistem kelistrikan di Kota Makassar.
"Kami tentunya akan menindaklanjuti sesuai hasil pembicaraan akan ada bantuan ke masyarakat, juga ada aksi-aksi mengajak langsung pak wali melihat bagaimana kontrol room kita, bagaimana kelistrikan di Kota Makassar," ujarnya.
Mengenai keresahan masyarakat, lanjut Ahmad, pihaknya sementara berusaha melakukan teknologi modifikasi cuaca di PLTA yang kekurangan air.
"Juga ada rencana relokasi pembangkit di luar Sulawesi yang masuk untuk menambah kapasitas pembangkit di sistem kelistrikan kita," ungkapnya.
Hanya saja diakuinya, saat ini kondisi di PLTA masih belum signifikan. Sehingga masih ada masyarakat yang belum bisa menikmati listrik secara maksimal.
"Namun harapan kami hujan yang turun di daerah aliran sungai yang menyuplai PLTA-PLTA besar kita. Kalau sekarang belum terlalu signifikan untuk bisa membantu meningkatkan kapasitas pembangkit," ucap Ahmad Amirul Syarief.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Rabu, menjelaskan ada beberapa poin yang dibahas bersama pihak PT PLN termasuk permintaan maaf kepada warga Makassar.
"Pertama, pihak PLN memohon maaf atas kondisi pemadaman listrik bergilir yang terjadi di Makassar akhir-akhir ini," ujarnya.
Dia mengatakan para pejabat PLN menyampaikan secara terperinci bahwa sudah terlalu banyak korban jiwa baik yang akibat langsung maupun tidak langsung karena pemadaman listrik itu.
Begitu pun dengan barang-barang elektronik, banyak barang masyarakat yang rusak dikarenakan korsleting listrik akibat pemadaman bergilir.
"Itu yang saya marah sebenarnya karena pas kegiatan HUT Makassar terjadi pemadaman. Kita sudah tiga orang meninggal akibat kebakaran. Itu penyebabnya langsung maupun tidak langsung akibat PLN," terangnya.
Danny Pomanto juga menyayangkan padamnya listrik pada saat puncak perayaan Hari Jadi Kota Makassar ke-416.
"Yang saya terus terang kesal adalah kita ulang tahun persis dia tahu di situ itulah daerah pemadaman paling besar di situ. Berartikan tidak ada sama sekali strategi pemadamannya ini, yang mana urgen mana tidak," ujarnya.
Meski begitu, Danny Pomanto menyarankan agar pengelola CSR PLN memeriksa rumah-rumah warga yang rawan terbakar akibat tegangan tinggi pasca pemadaman bergilir.
"Saya sampaikan bahwa tolong CSR-nya itu memeriksa rumah-rumah warga yang rawan terhadap kebakaran, terhadap kabel-kabel yang tidak lagi mampu menerima tegangan-tegangan mendadak naik turunnya yang bisa menyebabkan kebakaran," tuturnya.
Ia juga secara tegas meminta PLN tanggung jawab atas kerugian yang dialami masyarakat akibat kondisi pemadaman bergilir. Apalagi tidak sedikit masyarakat yang marah dengan pemadaman oleh pihak PLN.
"Sekarang tuntutan masyarakat, masyarakat bayar listrik, kenapa begini. Tidak ada perjanjian dengan mati lampu. Urusan cukup tidak cukup, bukan urusan masyarakat, masa masyarakat mesti menanggung cukup tidak cukup padahal dia bayar. Sehingga harus ada kompensasi memang perlu," tuturnya.
Sementara itu, Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, Ahmad Amirul Syarief menyampaikan akan menindaklanjuti hasil koordinasi dengan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto.
Termasuk mengajak Wali Kota Danny Pomanto untuk melihat ruang kontrol PLN, sistem kelistrikan di Kota Makassar.
"Kami tentunya akan menindaklanjuti sesuai hasil pembicaraan akan ada bantuan ke masyarakat, juga ada aksi-aksi mengajak langsung pak wali melihat bagaimana kontrol room kita, bagaimana kelistrikan di Kota Makassar," ujarnya.
Mengenai keresahan masyarakat, lanjut Ahmad, pihaknya sementara berusaha melakukan teknologi modifikasi cuaca di PLTA yang kekurangan air.
"Juga ada rencana relokasi pembangkit di luar Sulawesi yang masuk untuk menambah kapasitas pembangkit di sistem kelistrikan kita," ungkapnya.
Hanya saja diakuinya, saat ini kondisi di PLTA masih belum signifikan. Sehingga masih ada masyarakat yang belum bisa menikmati listrik secara maksimal.
"Namun harapan kami hujan yang turun di daerah aliran sungai yang menyuplai PLTA-PLTA besar kita. Kalau sekarang belum terlalu signifikan untuk bisa membantu meningkatkan kapasitas pembangkit," ucap Ahmad Amirul Syarief.