Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan menggelar sosialisasi aplikasi Ikhtiar Men-Zerokan Stunting (InzTing) sebagai wujud komitmen dalam menangani stunting dan mengatasi permasalahan gizi masyarakat.

Melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (PPKB), Pemkab Bantaeng menggelar Sosialisasi dan Monitoring Aplikasi InzTing Sulawesi Selatan tingkat Kabupaten Bantaeng 2023 di Bantaeng, Senin.

Kepala Dinas PPKB Muh Haris mengemukakan giat ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seluruh pengelola serta mengoptimalkan penggunaan aplikasi InzTing di Kabupaten Bantaeng.

"Ini juga guna meningkatkan komitmen dan koordinasi di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa/kelurahan," ujarnya.

Dinas PPKB sebagai salah satu perangkat daerah yang melakukan intervensi sensitif dalam percepatan penurunan stunting telah memberdayakan 55 tenaga penyuluh KB/PLKB dan 152 TPK (Tim Pendamping Keluarga) setara 456 orang se-Kabupaten.

TPK telah mendampingi sebanyak 126 pasang calon pengantin, 1.285 ibu hamil, 1.329 ibu pascapersalinan dan 2.904 baduta pada periode Januari-Oktober 2023. Pendampingan ini diharapkan dapat mempercepat penurunan stunting guna mewujudkan target 14 persen pada 2024.

"Pemkab Bantaeng bertugas melakukan pendampingan kepada sasaran prioritas meliputi penyuluhan, fasilitasi, pelayanan rujukan serta fasilitasi penerimaan program bantuan sosial dan pengamatan berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting," katanya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Bantaeng Andi Abubakar sangat mengapresiasi keberadaan kader-kader di tengah masyarakat yang merupakan aktor penting untuk menyelesaikan masalah stunting di Indonesia, khususnya di Bantaeng.

"Kami mengapresiasi dan mendukung penuh kehadiran aplikasi InzTing Sulsel yang merupakan inovasi dalam menghimpun satu data penanganan stunting di Provinsi Sulsel," ujarnya.

Dia berharap aplikasi ini mendukung Pemkab Bantaeng dalam program percepatan penurunan stunting berbasis digital serta memberikan output pemetaan pencegahan stunting dari hulu hingga ke hilir yang akan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan program dan kegiatan di seluruh tingkatan.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting Kab Bantaeng 2021 sebesar 22,5 persen dan menurun jadi 22,1 persen pada 2022.

"Saat ini kita masih sama-sama menunggu hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, semoga angka prevalensi stunting khususnya di Kabupaten Bantaeng mengalami penurunan sesuai target," ujarnya.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024