Pemprov Sulbar gunakan aplikasi Inzting guna tekan stunting
Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menggunakan aplikasi Ikhtiar Menzerokan Stunting (Inzting) untuk menekan angka penderita stunting di Sulbar.
Kepala Dinkes Sulbar, Asran Masdy di Mamuju, Jumat, mengatakan, Pemprov Sulbar menggunakan aplikasi Inzting sebagai metode dan strategi pencatatan dan pelaporan data stunting karena lebih efektif dan efisien.
Ia mengatakan, aplikasi itu digunakan Pemprov Sulbar karena dapat mencatat dan melaporkan data stunting secara real-time dan akurat, sehingga dapat dilakukan intervensi penanganan stunting dengan tepat sasaran.
Menurut dia, keunggulan aplikasi itu adalah mampu mengintegrasikan data dari aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM) yang dikelola BKKBN.
Sehingga kata dia, akan memudahkan pemantauan target indikator nasional penurunan stunting.
Selain itu, aplikasi tersebut juga dapat menyesuaikan nama dan fitur aplikasi sesuai dengan kebutuhan lokal, dalam menangani stunting.
"Penanggulangan dan penurunan prevalensi stunting, optimis dapat dilakukan dengan aplikasi Inzting tersebut," katanya.
Ia berharap, dengan aplikasi tersebut angka penderita stunting di Sulbar dapat diturunkan menjadi 14 persen di tahun ini.
"Pemprov Sulbar sebelumnya telah berhasil menurunkan stunting dari 35 persen pada tahun 2022 menjadi 30,03. persen pada tahun 2023, dan akan berusaha diturunkan pada 2024 menjadi 14 persen," katanya.
Kepala Dinkes Sulbar, Asran Masdy di Mamuju, Jumat, mengatakan, Pemprov Sulbar menggunakan aplikasi Inzting sebagai metode dan strategi pencatatan dan pelaporan data stunting karena lebih efektif dan efisien.
Ia mengatakan, aplikasi itu digunakan Pemprov Sulbar karena dapat mencatat dan melaporkan data stunting secara real-time dan akurat, sehingga dapat dilakukan intervensi penanganan stunting dengan tepat sasaran.
Menurut dia, keunggulan aplikasi itu adalah mampu mengintegrasikan data dari aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM) yang dikelola BKKBN.
Sehingga kata dia, akan memudahkan pemantauan target indikator nasional penurunan stunting.
Selain itu, aplikasi tersebut juga dapat menyesuaikan nama dan fitur aplikasi sesuai dengan kebutuhan lokal, dalam menangani stunting.
"Penanggulangan dan penurunan prevalensi stunting, optimis dapat dilakukan dengan aplikasi Inzting tersebut," katanya.
Ia berharap, dengan aplikasi tersebut angka penderita stunting di Sulbar dapat diturunkan menjadi 14 persen di tahun ini.
"Pemprov Sulbar sebelumnya telah berhasil menurunkan stunting dari 35 persen pada tahun 2022 menjadi 30,03. persen pada tahun 2023, dan akan berusaha diturunkan pada 2024 menjadi 14 persen," katanya.