Mamuju (ANTARA) - Data Sensus Pertanian 2023 (ST2023) menjadi referensi pengambilan keputusan pemerintah daerah (pemda) di Provinsi Sulawesi Barat, kata Penjabat Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh.
"Hasil ST2023 ini sangat penting bagi kemajuan Sulbar, utamanya dalam mengambil kebijakan dalam pemerintahan," kata Zudan Arif Fakrulloh pada rapat koordinasi daerah Sensus Pertanian 2023 yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar, di Mamuju, Kamis.
Penjabat Gubernur mengakui, dalam menjalankan roda pemerintahan, sangat tergantung pada data yang dihasilkan oleh BPS.
"Dari hasil Sensus Pertanian ini kami juga bisa mengambil manfaat, misalnya, bagaimana sektor pertanian bisa mendorong kesejahteraan masyarakat dan bagaimana dengan data ini kami bisa mengembangkan sektor usaha di sektor pertanian," terang Zudan Arif Fakrulloh.
Ia menyampaikan, sebanyak 58 persen masyarakat Sulbar bergerak di sektor pertanian, sehingga para kepala OPD dan bupati se-Sulbar dimimta dapat memanfaatkan data Sensus Pertanian 2023 tersebut.
"Saya ingin OPD dan bupati di Sulbar dapat menggunakan data ini untuk mengambil kebijakan di 2024," ujar Zudan Arif Fakrulloh.
Sementara itu, Kepala BPS Sulbar Tina Wahyufitri mengatakan, ST2023 dilaksanakan untuk mengakomodasi variabel yang dibutuhkan guna kelengkapan data pertanian.
Sensus Pertanian 2023 lanjutnya, juga menjawab kebutuhan data baik di level nasional maupun internasional.
"Pendataan Sensus Pertanian 2023 mencakup tujuh sektor dan tujuh subsektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan serta jasa pertanian," kata Tina Wahyufitri.
Sensus Pertanian lanjutnya, bertujuan memotret perubahan struktur pertanian Indonesia dalam 10 tahun terakhir.
Selain itu katanya, juga untuk menyediakan kerangka sampel bagi survei yang akan dilakukan oleh BPS, diantara dua sensus.
"Kemudian untuk menyediakan data yang digunakan sebagai benchmark dan rekonsiliasi statistik pertanian yang ada senada dengan tujuan dan manfaatnya," ujar Tina Wahyufitri.
Berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2023, jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) sebanyak 193.185 rumah tangga atau naik 3,95 persen dari ST2013, kemudian jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP), turun 0,68 persen dari ST2013.
Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 16 unit, naik 14,29 persen dari ST2013 serta jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) sebanyak 29 unit, naik 20,83 persen dari ST2013.
"Hasil ST2023 ini sangat penting bagi kemajuan Sulbar, utamanya dalam mengambil kebijakan dalam pemerintahan," kata Zudan Arif Fakrulloh pada rapat koordinasi daerah Sensus Pertanian 2023 yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar, di Mamuju, Kamis.
Penjabat Gubernur mengakui, dalam menjalankan roda pemerintahan, sangat tergantung pada data yang dihasilkan oleh BPS.
"Dari hasil Sensus Pertanian ini kami juga bisa mengambil manfaat, misalnya, bagaimana sektor pertanian bisa mendorong kesejahteraan masyarakat dan bagaimana dengan data ini kami bisa mengembangkan sektor usaha di sektor pertanian," terang Zudan Arif Fakrulloh.
Ia menyampaikan, sebanyak 58 persen masyarakat Sulbar bergerak di sektor pertanian, sehingga para kepala OPD dan bupati se-Sulbar dimimta dapat memanfaatkan data Sensus Pertanian 2023 tersebut.
"Saya ingin OPD dan bupati di Sulbar dapat menggunakan data ini untuk mengambil kebijakan di 2024," ujar Zudan Arif Fakrulloh.
Sementara itu, Kepala BPS Sulbar Tina Wahyufitri mengatakan, ST2023 dilaksanakan untuk mengakomodasi variabel yang dibutuhkan guna kelengkapan data pertanian.
Sensus Pertanian 2023 lanjutnya, juga menjawab kebutuhan data baik di level nasional maupun internasional.
"Pendataan Sensus Pertanian 2023 mencakup tujuh sektor dan tujuh subsektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan serta jasa pertanian," kata Tina Wahyufitri.
Sensus Pertanian lanjutnya, bertujuan memotret perubahan struktur pertanian Indonesia dalam 10 tahun terakhir.
Selain itu katanya, juga untuk menyediakan kerangka sampel bagi survei yang akan dilakukan oleh BPS, diantara dua sensus.
"Kemudian untuk menyediakan data yang digunakan sebagai benchmark dan rekonsiliasi statistik pertanian yang ada senada dengan tujuan dan manfaatnya," ujar Tina Wahyufitri.
Berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2023, jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) sebanyak 193.185 rumah tangga atau naik 3,95 persen dari ST2013, kemudian jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP), turun 0,68 persen dari ST2013.
Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 16 unit, naik 14,29 persen dari ST2013 serta jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) sebanyak 29 unit, naik 20,83 persen dari ST2013.