Jakarta (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menyatakan bahwa kegiatan bongkar muat Terminal Peti Kemas di Makassar New Port (MNP) mencapai 257.981 TEUs per November 2023 atau melebihi target perusahaan.
“Capaian arus bongkar muat barang pada November 2023 mencapai 121,3 persen dibandingkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023,” kata Regional Head 4 Pelindo Enriany Muis dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Enriany Muis menyampaikan, Pelindo awalnya menetapkan RKAP arus bongkar muat di terminal peti kemas yang kini dinamakan Terminal Peti Kemas New Makassar (Terminal 2) itu sebesar 193.287 TEUs.
Namun demikian, sejalan dengan tingginya arus bongkar muat di awal 2023, Pelindo kemudian menaikkan target dalam RKAP Perubahan 2023 menjadi 212.675 TEUs.
Sampai dengan November 2023, arus bongkar muat di Makassar New Port tembus pada angka 257.981 TEUs.
Baca juga: Moeldoko optimistis Makassar New Port bisa rampung pertengahan 2023
Baca juga: Penerapan TOS di Terminal Peti Kemas Makassar jadi proyek percontohan nasional
Baca juga: Terminal Petikemas Makassar ketatkan standar K3 jelang "peak season" Natal dan Tahun Baru
Menurut dia, capaian ini juga didukung transformasi dan standardisasi operasional pascamerger Pelindo pada 1 Oktober 2021 lalu.
Ia menyebutkan saat ini di luar Makassar, sejumlah pelabuhan di Indonesia bagian timur, seperti Ambon dan Sorong, sudah menetapkan waktu operasional tujuh hari selama 24 jam dalam sepekan.
Di Makassar New Port, waktu sandar kapal di pelabuhan (port stay) saat ini maksimal 24 jam dari sebelumnya 48 jam.
Produktivitas bongkar muat di pelabuhan ini juga naik dari sebelum merger rata-rata sebesar 20 BSH (box per ship per hour) menjadi rata-rata 34 BSH.
"Standardisasi ini menghasilkan peningkatan produktivitas dan efisiensi. Peningkatan produktivitas dan kecepatan layanan inilah yang membuat capaian Pelindo Regional 4 mengkilap," ujarnya.
Baca juga: Jalan tol akses Makassar New Port difungsikan mulai 2 Januari 2024
Lebih lanjut, transformasi ini juga didukung digitalisasi layanan. Mulai awal Desember 2023, Makassar New Port melakukan pembaruan sistem dengan menerapkan Terminal Operation System-Nusantara (TOS Nusantara).
Sistem ini menjadikan proses layanan menjadi real time, lebih cepat, mudah, praktis, serta mampu menghilangkan praktik suap dan pungutan liar.
Diketahui, Makassar New Port atau Terminal Peti Kemas New Makassar (Terminal 2) dapat menampung kapal berbobot besar melalui dermaga sepanjang 1.600 meter.
Adapun total investasi yang telah dikucurkan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) untuk Tahap 1A, 1B, dan 1C mencapai Rp10 triliun.
Makassar New Port dirancang menjadi pelabuhan utama sekaligus hub bagi pelabuhan-pelabuhan di Indonesia Timur, terutama untuk kegiatan ekspor.
Sebelumnya, ekspor berbagai produk andalan seperti cokelat, kopi, dan olahan kayu diekspor melalui Tanjung Perak (Surabaya) atau Tanjung Priok (Jakarta).
Untuk mendukung konektivitas Makassar New Port dengan sejumlah kawasan industri (hinterland) di Provinsi Sulawesi Selatan, pemerintah juga sudah menyelesaikan pembangunan jalan tol sepanjang 3,21 Km yang menghubungkan beberapa titik strategis, mulai dari arah Pelabuhan Makassar (Jalan Tol Seksi 1) dan dari arah Bandara Sultan Hasanuddin (Jalan Tol Seksi IV) menuju ke pelabuhan.
Selain itu, pemerintah juga akan menyambungkan Makassar New Port dengan jalur kereta api Trans Sulawesi dengan target efisiensi waktu tempuh dari tiga jam menjadi hanya separuhnya.
Dengan produktivitas yang makin besar, layanan yang makin cepat, dan standardisasi operasional, serta konektivitas yang jauh lebih baik, diharapkan biaya logistik akan terus menurun.
Pada 2022, biaya logistik nasional masih di posisi 14,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) 2022. Angka ini sudah lebih rendah dibandingkan 23,8 persen pada 2018, namun pemerintah mengejar target biaya logistik delapan persen pada 2045.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pelindo: Kinerja Terminal Peti Kemas Makassar New Port lebihi target
“Capaian arus bongkar muat barang pada November 2023 mencapai 121,3 persen dibandingkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023,” kata Regional Head 4 Pelindo Enriany Muis dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Enriany Muis menyampaikan, Pelindo awalnya menetapkan RKAP arus bongkar muat di terminal peti kemas yang kini dinamakan Terminal Peti Kemas New Makassar (Terminal 2) itu sebesar 193.287 TEUs.
Namun demikian, sejalan dengan tingginya arus bongkar muat di awal 2023, Pelindo kemudian menaikkan target dalam RKAP Perubahan 2023 menjadi 212.675 TEUs.
Sampai dengan November 2023, arus bongkar muat di Makassar New Port tembus pada angka 257.981 TEUs.
Baca juga: Moeldoko optimistis Makassar New Port bisa rampung pertengahan 2023
Baca juga: Penerapan TOS di Terminal Peti Kemas Makassar jadi proyek percontohan nasional
Baca juga: Terminal Petikemas Makassar ketatkan standar K3 jelang "peak season" Natal dan Tahun Baru
Menurut dia, capaian ini juga didukung transformasi dan standardisasi operasional pascamerger Pelindo pada 1 Oktober 2021 lalu.
Ia menyebutkan saat ini di luar Makassar, sejumlah pelabuhan di Indonesia bagian timur, seperti Ambon dan Sorong, sudah menetapkan waktu operasional tujuh hari selama 24 jam dalam sepekan.
Di Makassar New Port, waktu sandar kapal di pelabuhan (port stay) saat ini maksimal 24 jam dari sebelumnya 48 jam.
Produktivitas bongkar muat di pelabuhan ini juga naik dari sebelum merger rata-rata sebesar 20 BSH (box per ship per hour) menjadi rata-rata 34 BSH.
"Standardisasi ini menghasilkan peningkatan produktivitas dan efisiensi. Peningkatan produktivitas dan kecepatan layanan inilah yang membuat capaian Pelindo Regional 4 mengkilap," ujarnya.
Baca juga: Jalan tol akses Makassar New Port difungsikan mulai 2 Januari 2024
Lebih lanjut, transformasi ini juga didukung digitalisasi layanan. Mulai awal Desember 2023, Makassar New Port melakukan pembaruan sistem dengan menerapkan Terminal Operation System-Nusantara (TOS Nusantara).
Sistem ini menjadikan proses layanan menjadi real time, lebih cepat, mudah, praktis, serta mampu menghilangkan praktik suap dan pungutan liar.
Diketahui, Makassar New Port atau Terminal Peti Kemas New Makassar (Terminal 2) dapat menampung kapal berbobot besar melalui dermaga sepanjang 1.600 meter.
Adapun total investasi yang telah dikucurkan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) untuk Tahap 1A, 1B, dan 1C mencapai Rp10 triliun.
Makassar New Port dirancang menjadi pelabuhan utama sekaligus hub bagi pelabuhan-pelabuhan di Indonesia Timur, terutama untuk kegiatan ekspor.
Sebelumnya, ekspor berbagai produk andalan seperti cokelat, kopi, dan olahan kayu diekspor melalui Tanjung Perak (Surabaya) atau Tanjung Priok (Jakarta).
Untuk mendukung konektivitas Makassar New Port dengan sejumlah kawasan industri (hinterland) di Provinsi Sulawesi Selatan, pemerintah juga sudah menyelesaikan pembangunan jalan tol sepanjang 3,21 Km yang menghubungkan beberapa titik strategis, mulai dari arah Pelabuhan Makassar (Jalan Tol Seksi 1) dan dari arah Bandara Sultan Hasanuddin (Jalan Tol Seksi IV) menuju ke pelabuhan.
Selain itu, pemerintah juga akan menyambungkan Makassar New Port dengan jalur kereta api Trans Sulawesi dengan target efisiensi waktu tempuh dari tiga jam menjadi hanya separuhnya.
Dengan produktivitas yang makin besar, layanan yang makin cepat, dan standardisasi operasional, serta konektivitas yang jauh lebih baik, diharapkan biaya logistik akan terus menurun.
Pada 2022, biaya logistik nasional masih di posisi 14,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) 2022. Angka ini sudah lebih rendah dibandingkan 23,8 persen pada 2018, namun pemerintah mengejar target biaya logistik delapan persen pada 2045.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pelindo: Kinerja Terminal Peti Kemas Makassar New Port lebihi target