Makassar (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Muhyiddin Mustakim merekomendasikan para siswa untuk menonton film "Pulang Tak Harus Rumah" (PTHR), karena sarat dengan nilai-nilai 18 revolusi pendidikan.
"Ini adalah film yang wajib ditonton bagi para pelajar, karena di dalamnya mengandung nilai-nilai 18 revolusi pendidikan," kata Muhyiddin disela penanyangan Gala Premier film PTHR di salah satu bioskop di Makassar, Senin,
Menurut dia, kehadiran film tersebut untuk menjawab kebutuhan media belajar yang menyenangkan dan menarik bagi anak-anak. Film ini akan membantu para guru, para tenaga pengajar untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan karakter kepada anak-anak atau siswa.
Program Outing Class Merdeka Belajar ini, lanjut dia, sesuai dengan arahan Menteri Pendidikan. Selain itu, Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto juga mengapresiasi hadirnya film yang sarat dengan nilai budaya mewarnai perfilman Kota Makassar.
Karena itu, ia berharap Film PTHR disambut dengan nonton bersama (nobar) bersama teman sekolah, keluarga dan komunitas,
Untuk penanyangan Film PTHR besutan DL Entertainment yang disutradarai oleh Rusmin Nuryadin ini dijadwalkan mulai 15 Januari 2023 di bioskop di Makassar, Kabupaten Bone, Kabupaten Sengkang, Kota Palopo, Balikpapan, Kolaka, Kendari, Baubau dan Ambon.
Sementara itu, Produser dari DL Entertainment, Liani Kawati mengatakan, film ini menjadi film tahun baru dan dipersembahkan untuk dunia pendidikan di Sulsel bahkan Indonesia.
Film ini menceritakan tentang Jeyhan (Alfi Rafael Karim) yang dititipkan ibunya di kampung halaman. Jeihan harus bisa beradaptasi dengan aturan sang kakek Puang Sinar (Abdul Rojak). Masalah demi masalah muncul termasuk soal sinyal ponsel yang sangat susah di kampung.
Sementara Jeyhan sudah terbiasa bermain game di handphonenya menjadi pemicu konflik dengan kakeknya. Di film ini juga ditunjukkan bagaimana bermain bersama sahabat di alam bebas jauh lebih menyenangkan dibanding main game online.
Hal tersebut dibenarkan Rojak yang menjadi tokoh kakek yang terus berjuang menanamkan nilai-nilai edukasi dan kearifan lokal pada cucunya.
Rojak sendiri yang sudah mendalami seni peran dengan karakter sebagai "Petta Puang" selama 32 tahun terakhir, mengaku sangat senang berkolaborasi dengan anak-anak yang masih belia yang mau belajar seni peran.
"Selain belajar seni peran, mereka juga belajar tentang nilai dan karakter dari alur cerita di film ini," katanya.
Suasana Tim Sineas saat konferensi pers di sela penayangan Gala Premier Film Pulang Tak Harus Rumah (PTHR) di bioskop Makassar, Senin (8/1/2024). Antara/ Suriani Mappong
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kadis Pendidikan Makassar rekomendasikan tonton Film PTHR
"Ini adalah film yang wajib ditonton bagi para pelajar, karena di dalamnya mengandung nilai-nilai 18 revolusi pendidikan," kata Muhyiddin disela penanyangan Gala Premier film PTHR di salah satu bioskop di Makassar, Senin,
Menurut dia, kehadiran film tersebut untuk menjawab kebutuhan media belajar yang menyenangkan dan menarik bagi anak-anak. Film ini akan membantu para guru, para tenaga pengajar untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan karakter kepada anak-anak atau siswa.
Program Outing Class Merdeka Belajar ini, lanjut dia, sesuai dengan arahan Menteri Pendidikan. Selain itu, Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto juga mengapresiasi hadirnya film yang sarat dengan nilai budaya mewarnai perfilman Kota Makassar.
Karena itu, ia berharap Film PTHR disambut dengan nonton bersama (nobar) bersama teman sekolah, keluarga dan komunitas,
Untuk penanyangan Film PTHR besutan DL Entertainment yang disutradarai oleh Rusmin Nuryadin ini dijadwalkan mulai 15 Januari 2023 di bioskop di Makassar, Kabupaten Bone, Kabupaten Sengkang, Kota Palopo, Balikpapan, Kolaka, Kendari, Baubau dan Ambon.
Sementara itu, Produser dari DL Entertainment, Liani Kawati mengatakan, film ini menjadi film tahun baru dan dipersembahkan untuk dunia pendidikan di Sulsel bahkan Indonesia.
Film ini menceritakan tentang Jeyhan (Alfi Rafael Karim) yang dititipkan ibunya di kampung halaman. Jeihan harus bisa beradaptasi dengan aturan sang kakek Puang Sinar (Abdul Rojak). Masalah demi masalah muncul termasuk soal sinyal ponsel yang sangat susah di kampung.
Sementara Jeyhan sudah terbiasa bermain game di handphonenya menjadi pemicu konflik dengan kakeknya. Di film ini juga ditunjukkan bagaimana bermain bersama sahabat di alam bebas jauh lebih menyenangkan dibanding main game online.
Hal tersebut dibenarkan Rojak yang menjadi tokoh kakek yang terus berjuang menanamkan nilai-nilai edukasi dan kearifan lokal pada cucunya.
Rojak sendiri yang sudah mendalami seni peran dengan karakter sebagai "Petta Puang" selama 32 tahun terakhir, mengaku sangat senang berkolaborasi dengan anak-anak yang masih belia yang mau belajar seni peran.
"Selain belajar seni peran, mereka juga belajar tentang nilai dan karakter dari alur cerita di film ini," katanya.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kadis Pendidikan Makassar rekomendasikan tonton Film PTHR