Makassar (ANTARA) - Konsulat Jenderal (Konjen) Australia di Makassar yang dipimpin oleh Todd Dias mengunjungi Universitas Hasanuddin (Unhas) untuk membahas kelanjutan Program Partnership for Australia-Indonesia Research (PAIR).
"Agenda utama pertemuan ini adalah untuk membahas inisiatif kolaboratif proyek PAIR Sulawesi, kolaborasi Australia-Indonesia Centre (AIC), Ikatan Alumni Mahasiswa. Australia (IKAMA), dan persiapan kunjungan minister counsellor dari Kedubes Australia, dengan penekanan khusus pada Program Koneksi," kata Todd Dias di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis..
Program Koneksi sebagai inisiatif kolaboratif di sektor pengetahuan dan inovasi, lanjutnya, bertujuan mendukung kemitraan antara organisasi Australia dan Indonesia untuk kebijakan dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan. Program tersebut mempromosikan kemitraan pengetahuan yang adil dan memanfaatkan pengetahuan lokal untuk mengatasi tantangan sosial-ekonomi.
Dalam kesempatan tersebut Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa menyampaikan melalui proyek PAIR Sulawesi bukan hanya sekadar menjembatani dua negara, tetapi juga membangun jaringan pengetahuan yang menghubungkan orang-orang, ide, dan inspirasi.
“Melalui PAIR Sulawesi, kita dapat memberikan kontribusi tak terhingga pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, serta mendorong pertumbuhan sosial-ekonomi yang berkelanjutan di kedua negara,” ucapnya.
Lebih lanjut Todd Dias menilai pertemuan tersebut merupakan langkah konkret dalam memperkuat hubungan bilateral dalam bidang pendidikan dan inovasi, khususnya Pemerintah Australia dan Unhas.
Dia memastikan program kerja sama yang dirancang tidak hanya memenuhi kebutuhan pendidikan dan riset saat ini, tetapi juga memiliki dampak positif dalam jangka panjang.
Keterlibatan aktif dari kedua belah pihak, baik dari Unhas maupun Pemerintah Australia, menjadi kunci keberhasilan untuk menciptakan kerja sama yang berkelanjutan dan bermakna.
"Agenda utama pertemuan ini adalah untuk membahas inisiatif kolaboratif proyek PAIR Sulawesi, kolaborasi Australia-Indonesia Centre (AIC), Ikatan Alumni Mahasiswa. Australia (IKAMA), dan persiapan kunjungan minister counsellor dari Kedubes Australia, dengan penekanan khusus pada Program Koneksi," kata Todd Dias di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis..
Program Koneksi sebagai inisiatif kolaboratif di sektor pengetahuan dan inovasi, lanjutnya, bertujuan mendukung kemitraan antara organisasi Australia dan Indonesia untuk kebijakan dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan. Program tersebut mempromosikan kemitraan pengetahuan yang adil dan memanfaatkan pengetahuan lokal untuk mengatasi tantangan sosial-ekonomi.
Dalam kesempatan tersebut Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa menyampaikan melalui proyek PAIR Sulawesi bukan hanya sekadar menjembatani dua negara, tetapi juga membangun jaringan pengetahuan yang menghubungkan orang-orang, ide, dan inspirasi.
“Melalui PAIR Sulawesi, kita dapat memberikan kontribusi tak terhingga pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, serta mendorong pertumbuhan sosial-ekonomi yang berkelanjutan di kedua negara,” ucapnya.
Lebih lanjut Todd Dias menilai pertemuan tersebut merupakan langkah konkret dalam memperkuat hubungan bilateral dalam bidang pendidikan dan inovasi, khususnya Pemerintah Australia dan Unhas.
Dia memastikan program kerja sama yang dirancang tidak hanya memenuhi kebutuhan pendidikan dan riset saat ini, tetapi juga memiliki dampak positif dalam jangka panjang.
Keterlibatan aktif dari kedua belah pihak, baik dari Unhas maupun Pemerintah Australia, menjadi kunci keberhasilan untuk menciptakan kerja sama yang berkelanjutan dan bermakna.