Kupang (ANTARA Sulsel) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana alam yang terjadi di provinsi kepulauan itu selama lebih dari dua pekan ini sebanyak lima orang.

Korban meninggal dunia itu antara lain akibat kecelakaan kapal motor di perairan maupun karena terbawa banjir bandang, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur (NTT) Tinu Tadeus, di Kupang, Senin.

Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) selama lebih dari dua pekan dilanda hujan lebat, disertai angin kencang dan tinggi gelombang di wilayah perairan berkisar 4-6 meter.

Dia mengatakan, para korban yang meninggal dunia itu adalah dua orang di Lembata yang meninggal dunia akibat kecelakaan kapal motor di perairan antara Adonara-Lembata dan di Kabupaten Alor, Rote Ndao dan Kabupaten Kupang masing-masing satu orang.

"Korban bencana alam tercatat lima orang. Dua di Lembata, Kupang, Rote Ndao dan Alor masing-masing satu orang meninggal," katanya.

Mengenai kerugian, dia mengatakan belum semua kabupaten melaporkan kerugian akibat bencana alam yang terjadi dalam beberapa pekan ini.

Hanya ada beberapa kabupaten yang sudah melaporkan seperti Kabupaten Alor, Sumba Timur dan Alor, katanya.

Daerah yang sudah melaporkan adanya bencana ini kata dia, sudah ditindaklanjuti dengan mengirim bantuan darurat ke lokasi kejadian.

Mengenai antisipasi bencana dia mengatakan setiap daerah sudah memiliki dana tidak terduga yang bisa dimanfaatkan oleh pemerintah daerah, jika terjadi bencana alam maupun rawan pangan yang memerlukan bantuan.

Selain dana cadangan, ada beras cadangan sebanyak 100 ton yang siap digunakan jika diperlukan untuk membantu korban bencana alam yang kekurangan pangan, katanya.

"Soal kesiapan memang tidak ada masalah karena pemerintah daerah memiliki dana cadangan sekitar Rp3 miliar dan juga ada cadangan beras. Kalau kurang bisa didrop dari provinsi," katanya. Yuniardi

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor :
Copyright © ANTARA 2024