Jakarta (ANTARA) - Petarung MMA asal Selandia Baru Robert Whittaker menumbangkan Ikram Aliskerov saat pertarungan baru berjalan 1,49 menit dalam debut pertama UFC di Arab Saudi, pada Sabtu (22/3) atau Minggu dini hari WIB.
"Sudah aku bilang, sudah aku bilang, akulah si hantu," ujar Robert setelah kemenangan terbarunya sebagaimana dikutip dari laman resmi mixed martial arts fighting di Jakarta, Minggu.
Whittaker membuktikan bahwa dia ada di level pertarungan setelah memukul Aliskerov dengan pukulan kiri yang kaku selama pertukaran awal.
Petarung berjuluk "The Reaper" melaju ke depan dengan kombinasi yang luar biasa, termasuk pukulan keras yang menjatuhkan lawannya ke kanvas.
Whittaker menindaklanjutinya dengan beberapa pukulan lagi sebelum wasit Marc Goddard menyelamatkan petarung asal Dagestan, Rusia, itu dari bahaya lebih lanjut.
Usai berjaya di octagon, mantan juara kelas menengah UFC itu mengatakan dirinya adalah lawan paling berbahaya bagi siapa pun dalam divisi itu.
"Karena saya yang terbaik di dunia. Saya akan melakukan perlawanan apa pun, kapan pun, saya akan melawan siapa pun," ujarnya.
Dengan kemenangan tersebut, Whittaker bangkit kembali dalam posisi berpotensi bersaing di nomor satu pertarungan pesaing melawan petarung seperti Sean Strickland atau bahkan mungkin berperan sebagai cadangan untuk perebutan gelar kelas menengah antara Dricus du Plessis dan Israel Adesanya di UFC 305 di Australia pada 17 Agustus mendatang.
Whittaker mengatakan dirinya menyambut dengan gembira menerima undangan untuk pertarungan selanjutnya apabila ditawarkan.
"Saya sehat, saya senang, ayo lakukan," pungkasnya.
"Sudah aku bilang, sudah aku bilang, akulah si hantu," ujar Robert setelah kemenangan terbarunya sebagaimana dikutip dari laman resmi mixed martial arts fighting di Jakarta, Minggu.
Whittaker membuktikan bahwa dia ada di level pertarungan setelah memukul Aliskerov dengan pukulan kiri yang kaku selama pertukaran awal.
Petarung berjuluk "The Reaper" melaju ke depan dengan kombinasi yang luar biasa, termasuk pukulan keras yang menjatuhkan lawannya ke kanvas.
Whittaker menindaklanjutinya dengan beberapa pukulan lagi sebelum wasit Marc Goddard menyelamatkan petarung asal Dagestan, Rusia, itu dari bahaya lebih lanjut.
Usai berjaya di octagon, mantan juara kelas menengah UFC itu mengatakan dirinya adalah lawan paling berbahaya bagi siapa pun dalam divisi itu.
"Karena saya yang terbaik di dunia. Saya akan melakukan perlawanan apa pun, kapan pun, saya akan melawan siapa pun," ujarnya.
Dengan kemenangan tersebut, Whittaker bangkit kembali dalam posisi berpotensi bersaing di nomor satu pertarungan pesaing melawan petarung seperti Sean Strickland atau bahkan mungkin berperan sebagai cadangan untuk perebutan gelar kelas menengah antara Dricus du Plessis dan Israel Adesanya di UFC 305 di Australia pada 17 Agustus mendatang.
Whittaker mengatakan dirinya menyambut dengan gembira menerima undangan untuk pertarungan selanjutnya apabila ditawarkan.
"Saya sehat, saya senang, ayo lakukan," pungkasnya.