Makassar (ANTARA) - Organisasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Selatan mendesak PT Vale menghentikan eksplorasi tambang nikel di Blok Tanamalia, Kabupaten Luwu Timur.
"Kami mendesak PT Vale Indonesia segera menghentikan eksplorasi karena mengancam kehidupan petani, perempuan, dan buruh tani Loeha Raya " papar Kepala Departemen Eksternal WALHI Sulsel, Rahmat Kottir saat aksi di depan Kantor Perwakilan PT Vale di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Pihaknya menekankan, aksi ini bertujuan untuk mengkampanyekan isu penyelamatan hutan hujan dan ruang hidup masyarakat di Loeha Raya yang kini terancam aktivitas pertambangan nikel dilakukan oleh PT Vale Indonesia.
"Dampaknya, dimana masyarakat setempat yang telah menggantungkan hidupnya dari hasil perkebunan merica akan kehilangan mata pencaharian utama bila PT Vale memaksakan menambang di daerah itu," ucapnya menekankan.
Walhi Sulsel juga mendesak pihak perusahaan segera menghentikan eksplorasi di pegunungan Lumereo-Lengkona Kabupaten Luwu Timur. Sebab, eksplorasi yang dilakukan di Tanamalia tersebar pada lima desa mengancam penghidupan ribuan masyarakat dari petani, perempuan, dan buruh tani.
Selain itu, Walhi juga mendorong pemerintah untuk segera mengeluarkan moratorium guna menghentikan eksplorasi tambang nikel di lokasi setempat. Alasannya, tempat tersebut masih terjaga kelestariannya serta menjadi tempat mata pencarian ekonomi bagi warga setempat.
"Ekspansi tambang nikel jelas akan mengancam eksistensi hutan hujan dan biodiversitas yang ada di dalamnya. Olehnya itu. kami kembali mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan moratorium terkait izin pertambangan nikel PT Vale Indonesia," paparnya menegaskan.
Rahmat mengungkapkan, dari informasi yang diterima, sejauh ini masyarakat yang bermukim di wilayah Loeha Raya sedang menghadapi dugaan intimidasi dari aparat keamanan maupun orang suruhan perusahaan tersebut.
"Kini, warga tengah menghadapi intimidasi dari oknum aparat maupun perusahaan. Mereka mendatangi rumah-rumah warga yang saat ini tengah berjuang melindungi perkebunan mericanya," ungkap dia.
Aksi protes tersebut berlangsung damai, sejumlah aktivis lingkungan yang tergabung dalam organisasi Walhi Sulsel mengangkat spanduk dan poster penolakan tambang nikel. Tidak nampak perwakilan PT Vale menerima aksi mereka hingga selesai, tapi hanya beberapa staf mengambil gambar aksi untuk keperluan dokumentasi.
"Kami mendesak PT Vale Indonesia segera menghentikan eksplorasi karena mengancam kehidupan petani, perempuan, dan buruh tani Loeha Raya " papar Kepala Departemen Eksternal WALHI Sulsel, Rahmat Kottir saat aksi di depan Kantor Perwakilan PT Vale di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Pihaknya menekankan, aksi ini bertujuan untuk mengkampanyekan isu penyelamatan hutan hujan dan ruang hidup masyarakat di Loeha Raya yang kini terancam aktivitas pertambangan nikel dilakukan oleh PT Vale Indonesia.
"Dampaknya, dimana masyarakat setempat yang telah menggantungkan hidupnya dari hasil perkebunan merica akan kehilangan mata pencaharian utama bila PT Vale memaksakan menambang di daerah itu," ucapnya menekankan.
Walhi Sulsel juga mendesak pihak perusahaan segera menghentikan eksplorasi di pegunungan Lumereo-Lengkona Kabupaten Luwu Timur. Sebab, eksplorasi yang dilakukan di Tanamalia tersebar pada lima desa mengancam penghidupan ribuan masyarakat dari petani, perempuan, dan buruh tani.
Selain itu, Walhi juga mendorong pemerintah untuk segera mengeluarkan moratorium guna menghentikan eksplorasi tambang nikel di lokasi setempat. Alasannya, tempat tersebut masih terjaga kelestariannya serta menjadi tempat mata pencarian ekonomi bagi warga setempat.
"Ekspansi tambang nikel jelas akan mengancam eksistensi hutan hujan dan biodiversitas yang ada di dalamnya. Olehnya itu. kami kembali mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan moratorium terkait izin pertambangan nikel PT Vale Indonesia," paparnya menegaskan.
Rahmat mengungkapkan, dari informasi yang diterima, sejauh ini masyarakat yang bermukim di wilayah Loeha Raya sedang menghadapi dugaan intimidasi dari aparat keamanan maupun orang suruhan perusahaan tersebut.
"Kini, warga tengah menghadapi intimidasi dari oknum aparat maupun perusahaan. Mereka mendatangi rumah-rumah warga yang saat ini tengah berjuang melindungi perkebunan mericanya," ungkap dia.
Aksi protes tersebut berlangsung damai, sejumlah aktivis lingkungan yang tergabung dalam organisasi Walhi Sulsel mengangkat spanduk dan poster penolakan tambang nikel. Tidak nampak perwakilan PT Vale menerima aksi mereka hingga selesai, tapi hanya beberapa staf mengambil gambar aksi untuk keperluan dokumentasi.