Jakarta (ANTARA) -
Pengamat politik sekaligus Direktur Lembaga Survey and Polling Indonesia Igor Dirgantara menilai tak ada kata terlambat bagi Presiden Joko Widodo untuk meminta maaf atas kekurangannya dalam menjalankan pemerintahan selama 10 tahun ke belakang.
 
Dia menilai bahwa penyampaian permohonan maaf merupakan ajaran baik dari semua keyakinan atau agama. Sehingga, menurut dia, apapun sosoknya maupun kondisinya, permintaan maaf baik untuk dilakukan oleh Presiden sekalipun.
 
"Pak Jokowi sudah berusaha berbuat yang maksimal untuk bangsa Indonesia. Pak Jokowi bukan Tuhan, pasti ada juga kesalahannya," kata Igor saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu.
 
Selain itu, menurut dia, tidak ada kata terlambat untuk permohonan maaf karena tidak ada satu pun manusia yang sempurna.

Menurut Igor Presiden Ke-7 Republik Indonesia itu pun sudah berusaha berbuat yang maksimal untuk bangsa Indonesia.
 
Di samping itu, dia pun menyoroti adanya kritik dari para politisi PDI Perjuangan yang merespons ucapan maaf dari Presiden Joko Widodo. Walaupun kondisi politik saat ini sudah berbeda, menurut dia PDI Perjuangan dan Jokowi pun tidak bisa dipisahkan dalam kondisi pemerintahan dalam 10 tahun terakhir.
 
Oleh karena itu, dia menilai pertemuan Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Presiden Ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri menjadi hal yang paling ditunggu oleh publik.
 
"Sekaligus sebagai sarana untuk merekatkan lagi tali kebangsaan dari kesalahpahaman," kata dia.
 
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta maaf atas segala salah dan khilaf dalam menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia, yang diungkapkan saat acara Dzikir dan Doa Kebangsaan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/8) malam.
 
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi juga mengatasnamakan Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk memohon maaf di hadapan ribuan undangan pada acara pembuka yang memulai rangkaian kegiatan Bulan Kemerdekaan menjelang HUT ke-79 RI tersebut.
 
"Bapak Wakil Presiden, Bapak-Ibu sekalian, Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air, dalam kesempatan yang baik ini, di hari pertama bulan Kemerdekaan, bulan Agustus, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Profesor K.H. Ma'ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini, khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia," kata Presiden Jokowi.

Pewarta : Bagus Ahmad Rizaldi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024