Makassar (ANTARA) - Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dr Jamaluddin Jompa, MSc, menghadiri peluncuran buku “Lontara Duri : Assal Mula Kerajaan Tallu Batupapan” karya Prof Dr HM Syukur Abdullah yang juga mantan Dekan Fisip Unhas di Gedung Ipteks Makassar, Selasa.
Prof JJ dalam sambutannya menyampaikan peluncuran buku ini merupakan bukti nyata dari dedikasi, komitmen, dan kerja keras berbagai pihak terutama kepada Syukur Fundation yang menjadi inisiator dalam menggali, merangkum, dan menyajikan kembali sejarah yang sarat akan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal.
Lebih lanjut, Prof JJ menambahkan buku tersebut bukan sekadar kumpulan teks atau naskah kuno. Ini adalah jejak warisan sejarah yang tak ternilai harganya, yang menceritakan tentang asal-usul, perjuangan, dan kehidupan masyarakat Kerajaan Tallu Batu Papan di tanah Sulawesi Selatan.
“Pelestarian budaya melalui literatur seperti ini sangatlah penting, terutama di era globalisasi yang sering kali menantang identitas lokal kita. Di tengah derasnya arus modernisasi, kita sering kali melupakan akar budaya dan sejarah yang menjadi dasar dari jati diri kita sebagai bangsa,” jelas Prof JJ.
Sebagai institusi pendidikan tinggi, Prof JJ menambahkan Unhas memiliki tanggung jawab moral dan akademik untuk turut serta dalam upaya pelestarian sejarah dan budaya.
Salah satu misinya adalah menjadi pusat unggulan yang tidak hanya berfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga pada pelestarian nilai-nilai budaya dan sejarah.
“Saya berharap, buku ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita semua, terutama bagi generasi muda. Kita perlu mengajarkan kepada generasi penerus bahwa memahami dan mencintai budaya sendiri adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai pewaris peradaban,” tambahnya.
Pada masanya, Prof Syukur adalah orang cerdas dan memberikan banyak sumbangsih untuk masyarakat. Lelaki kelahiran Enrekang ini menjadi mahasiswa terbaik pertama tahun 1961 di Fakultas Tata Praja yang kini dikenal sebagai Fakultas Sosial Politik. Tiga tahun berselang, dirinya menjadi sarjana Sospol ke-24 di Unhas.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rektor: Buku Lontara Duri, jejak warisan sejarah yang tak ternilai
Prof JJ dalam sambutannya menyampaikan peluncuran buku ini merupakan bukti nyata dari dedikasi, komitmen, dan kerja keras berbagai pihak terutama kepada Syukur Fundation yang menjadi inisiator dalam menggali, merangkum, dan menyajikan kembali sejarah yang sarat akan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal.
Lebih lanjut, Prof JJ menambahkan buku tersebut bukan sekadar kumpulan teks atau naskah kuno. Ini adalah jejak warisan sejarah yang tak ternilai harganya, yang menceritakan tentang asal-usul, perjuangan, dan kehidupan masyarakat Kerajaan Tallu Batu Papan di tanah Sulawesi Selatan.
“Pelestarian budaya melalui literatur seperti ini sangatlah penting, terutama di era globalisasi yang sering kali menantang identitas lokal kita. Di tengah derasnya arus modernisasi, kita sering kali melupakan akar budaya dan sejarah yang menjadi dasar dari jati diri kita sebagai bangsa,” jelas Prof JJ.
Sebagai institusi pendidikan tinggi, Prof JJ menambahkan Unhas memiliki tanggung jawab moral dan akademik untuk turut serta dalam upaya pelestarian sejarah dan budaya.
Salah satu misinya adalah menjadi pusat unggulan yang tidak hanya berfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga pada pelestarian nilai-nilai budaya dan sejarah.
“Saya berharap, buku ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita semua, terutama bagi generasi muda. Kita perlu mengajarkan kepada generasi penerus bahwa memahami dan mencintai budaya sendiri adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai pewaris peradaban,” tambahnya.
Pada masanya, Prof Syukur adalah orang cerdas dan memberikan banyak sumbangsih untuk masyarakat. Lelaki kelahiran Enrekang ini menjadi mahasiswa terbaik pertama tahun 1961 di Fakultas Tata Praja yang kini dikenal sebagai Fakultas Sosial Politik. Tiga tahun berselang, dirinya menjadi sarjana Sospol ke-24 di Unhas.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rektor: Buku Lontara Duri, jejak warisan sejarah yang tak ternilai