Makassar (ANTARA) - Dosen Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Dr Burhanuddin Rasyid MSc resmi memimpin Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) Komisariat Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Sekretaris Universitas Prof Sumbangan Baja MPhil PhD dalam keterangannya di Makassar Minggu, mengucapkan selamat kepada para pengurus yang dilantik.

Dirinya juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya FGD dengan tema yang sangat strategis.

Proses pelantikan pengurus HITI Sulselbar yang dilakukan di Makassar ini sekaligus dirangkaikan dengan Focus Group Discussion dengan tema “Geostrategi Pembangunan Pangan Menuju Kedaulatan Pangan Regional dan Nasional".

Prof Sumbangan menuturkan, keberadaan ilmu tanah memiliki posisi strategis dan penting dalam pembangunan negara.

Dia menambahkan, diperlukan upaya untuk menjaga tanah agar dapat dikelola dan dimanfaatkan secara baik untuk mendukung kedaulatan pangan.

Menurut dia, diperlukan kebijakan yang sistematis untuk mendukung pemanfaatan lahan pertanian, FGD ini diharapkan akan memberikan rekomendasi kebijakan untuk mendukung upaya kedaulatan pangan.

"Saran dan berbagai pemikiran dari para peserta yang hadir tentunya sangat diperlukan sebagai bahan untuk melakukan upaya perumusan kebijakan,” ujarnya.

Ketua II Himpunan Ilmu Tanah Indonesia Prof Dr Zulkarnain MS dalam paparannya menyebutkan, ada beberapa topik yang menjadi focus pembahasan, seperti permasalahan pangan Indonesia, geopolitik pembangunan pangan Indonesia, management pangan berdasarkan kewenangan pemerintahan dan pemerintah daerah.

Hingga bagaimana geostrategi pangan nasional sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945.

Prof Zulkarnain mengatakan, geostrategi pembangunan pangan merupakan strategi untuk mencapai kedaulatan pangan yang ditinjau dari aspek lahan, ekonomi, aspek kebijakan hingga aspek sumberdaya manusia.

Menurutnya, konsep geostrategis hadir untuk mencapai kedaulatan pangan secara geografis, mengingat setiap wilayah tentunya memiliki informasi dan potensi berbeda dengan wilayah lain, termasuk pada kawasan Sulawesi yang kedepannya akan memiliki peran strategis dalam pembangunan IKN.

“Banyak potensi wilayah, eksesibilitas system informasi kebijakan masih terbatas. apalagi posisi yang berdekatan dengan IKN. sehingga, produk yang dihasilkan Sulawesi bisa di suplay ke IKN, peran ilmu tanah itu menjadi lebih strategis, karena based perencanaan itu dari tanah, mulai dari menjaga kesuburan, sampai menghitung ekonomi wilayah semua berawal dari tanah,” katanya.

Secara umum, ada beberapa langkah penyusunan geostrategis yang dijelaskan oleh Prof Zulkarnain, di antaranya adalah mensinergikan antara kesesuaian lahan setiap wilayah, peraturan perundang-undangan dan kebijakan, system ekonomi wilayah pangan, membangun kekuatan sumberdaya manusia untuk memproduksi pangan sesuai kebutuhan dan kultur masyarakat.

Tidak hanya itu, juga mensinergikan konsep kedaulatan pangan dari berbagai pakar ilmu berbasis pada konsep geospasial, geoekonomi, geopolitik hingga membangun sumberdaya pangan dan atau mengatur system produksi, penyediaan, distribusi pangan dan pembiayaan.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024