Mamuju (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Sulawesi Barat melalui UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) melakukan penanganan dampak El Nino terhadap tanaman padi milik tiga kelompok tani di Kabupaten Polewali Mandar.
"Penanganan dampak perubahan iklim (DPI) El Nino tersebut dilakukan dengan memberikan bantuan berupa mesin pompa air yang sifatnya pinjam pakai dan pengembalian setelah panen," kata Kepala Dinas TPHP Provinsi Sulbar Syamsul Ma’rif di Mamuju, Minggu.
Dia mengatakan hal itu menindaklanjuti hasil pengamatan dilakukan Kasi Pengamatan, Petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dan DPI UPTD BPTPH Roswati Jusuf bersama petugas POPT Kabupaten Polewali Mandar dan PPL Wilayah Kecamatan Tinambung.
Berdasarkan pengamatan tersebut, petugas menemukan tanaman padi milik tiga kelompok tani, yakni Kelompok Tani Amanah, Pahlawan dan Kelompok Tani Sioronni di Desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, mengalami kekeringan, dampak iklim El Nino.
Dinas TPHP Provinsi Sulbar mendukung langkah-langkah UPTD BPTPH, di antaranya pengawalan pertanaman secara intensif dengan melakukan pengamatan dan antisipasi dini terhadap serangan OPT serta pemantauan secara rutin dan berkelanjutan.
"Kami juga mendorong agar UPTD BPTPH mengoptimalkan bantuan sarana penanganan DPI seperti pompa/sumur suntik, serta memberikan solusi permanen terhadap daerah endemis OPT serta rawan DPI banjir dan kekeringan," kata Syamsul Ma'arif.
Kepala UPTD BPTPH Hasdiq Ramadhan menyampaikan hal yang menjadi kendala pada lahan petani tersebut saat ini, yakni sumber air atau debit air di sumur yang sedikit, disebabkan kekeringan.
"Hal ini juga terjadi hampir di semua wilayah di Indonesia, termasuk di Desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung tersebut," kata dia.
Kepala Seksi Pengamatan, Petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dan DPI UPTD BPTPH Dinas TPHP Sulbar Roswati Jusuf menyampaikan pihaknya melihat secara langsung kondisi agro-ekosistem dan keadaan pertanaman milik petani terkait dengan DPI.
Dampak kekeringan tersebut dengan total luasan areal pertanaman padi sekitar delapan hektare, 3,5 hektare di antaranya sudah terdampak puso, dengan beberapa jenis varietas, yaitu Inpari-32, Mekongga, Arumba, dan Inpari IR Nutr-zinc untuk jenis beras merah.
"Dampak dari fenomena El Nino atau kekeringan inilah yang menjadi keresahan, sehingga para petani sangat membutuhkan sarana pompanisasi, karena lahan milik mereka merupakan irigasi tadah hujan," kata Roswati.
"Penanganan dampak perubahan iklim (DPI) El Nino tersebut dilakukan dengan memberikan bantuan berupa mesin pompa air yang sifatnya pinjam pakai dan pengembalian setelah panen," kata Kepala Dinas TPHP Provinsi Sulbar Syamsul Ma’rif di Mamuju, Minggu.
Dia mengatakan hal itu menindaklanjuti hasil pengamatan dilakukan Kasi Pengamatan, Petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dan DPI UPTD BPTPH Roswati Jusuf bersama petugas POPT Kabupaten Polewali Mandar dan PPL Wilayah Kecamatan Tinambung.
Berdasarkan pengamatan tersebut, petugas menemukan tanaman padi milik tiga kelompok tani, yakni Kelompok Tani Amanah, Pahlawan dan Kelompok Tani Sioronni di Desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, mengalami kekeringan, dampak iklim El Nino.
Dinas TPHP Provinsi Sulbar mendukung langkah-langkah UPTD BPTPH, di antaranya pengawalan pertanaman secara intensif dengan melakukan pengamatan dan antisipasi dini terhadap serangan OPT serta pemantauan secara rutin dan berkelanjutan.
"Kami juga mendorong agar UPTD BPTPH mengoptimalkan bantuan sarana penanganan DPI seperti pompa/sumur suntik, serta memberikan solusi permanen terhadap daerah endemis OPT serta rawan DPI banjir dan kekeringan," kata Syamsul Ma'arif.
Kepala UPTD BPTPH Hasdiq Ramadhan menyampaikan hal yang menjadi kendala pada lahan petani tersebut saat ini, yakni sumber air atau debit air di sumur yang sedikit, disebabkan kekeringan.
"Hal ini juga terjadi hampir di semua wilayah di Indonesia, termasuk di Desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung tersebut," kata dia.
Kepala Seksi Pengamatan, Petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dan DPI UPTD BPTPH Dinas TPHP Sulbar Roswati Jusuf menyampaikan pihaknya melihat secara langsung kondisi agro-ekosistem dan keadaan pertanaman milik petani terkait dengan DPI.
Dampak kekeringan tersebut dengan total luasan areal pertanaman padi sekitar delapan hektare, 3,5 hektare di antaranya sudah terdampak puso, dengan beberapa jenis varietas, yaitu Inpari-32, Mekongga, Arumba, dan Inpari IR Nutr-zinc untuk jenis beras merah.
"Dampak dari fenomena El Nino atau kekeringan inilah yang menjadi keresahan, sehingga para petani sangat membutuhkan sarana pompanisasi, karena lahan milik mereka merupakan irigasi tadah hujan," kata Roswati.