Makassar (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Jufri Rahman optimistis pelaksanaan Ekspo Hari Santri mendorong atau menumbuhkan semangat kemandirian dan jiwa entrepreneurship yang ada pada anak-anak santri.
Jufri Rahman di Makassar, Selasa, mengatakan jika hal ini bisa terwujud maka ke depan, anak-anak santri bisa menjadi pusat peradaban baru di lingkungannya masing-masing, menjadi 'Center of Excellence', baik dalam bidang ekonomi dan bidang lainnya.
Jufri menilai pelaksanaan Hari Santri Ekspo yang mengangkat tema Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan tersebut memberi kesan jika saat ini santri tidak lagi ketinggalan jaman dan kegiatan itu menjadi salah satu bentuk yang menunjukkan optimisme kita terhadap kondisi santri jaman sekarang.
Tema itu menunjukkan optimisme kepada para santri Indonesia. Artinya, tema ini ingin memberi kesan bahwa santri itu tidak ketinggalan jaman, seperti stereotip dan etiket yang ada di kepala banyak orang saat ini.
"Karena itu, di ekspo ini digelar santripreneur, kemudian santri digital, santri milenial. Kesemuanya itu memang menyasar kepada anak-anak muda yang saat ini sedang mondok di pesantren-pesantren," ucapnya saat membuka kegiatan yang dipusatkan di Gedung DPP IMMIM di Makassar.
Jufri juga mengatakan tantangan jaman yang dihadapi santri saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan tantangan yang dihadapi santri di jaman dulu.
Saat ini, para santri dihadapi dengan tantangan jaman dengan passion yang lebih modern dan lebih maju seiring dengan kemajuan teknologi digital. Tantangan jaman sudah berbeda ketika para ulama atau kyai-kyai besar dulu membangun pesantren salafiyah yang berbasis di pedesaan. Sekarang karena tantangan jaman berubah maka passion-nya juga sudah berubah.
"Maka peringatan hari santri tahun ini sepertinya ingin mengakomodir keinginan orang-orang muda atau anak-anak milenial ini sehingga digelar dalam bentuk ekspo seperti ini," ujarnya.
Sementara Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Masjid Mushalla Indonesia Muttahidah (IMMIM) Dr KH Ishaq Samad menyampaikan tantangan yang besar pada hari santri tahun ini berada pada era digital dan globalisasi yang menuntut keahlian dan kompetensi yang relevan dengan jaman tanpa melupakan jati diri sebagai penjaga moral dan nilai-nilai agama.
"Kerja sama IMMIM dengan Kementerian Agama Sulawesi Selatan dalam berbagai program pemberdayaan santri, menjadi langkah strategis untuk menyiapkan generasi santri yang berdaya saing global namun tetap berakar pada nilai-nilai agama dan budaya lokal," ujarnya.
Salah satu peran penting santri yang sangat relevan saat ini, kata Ishaq, adalah penggerak moderasi beragama di tengah tantangan global seperti radikalisme, ekstrimisme, dan lainnya.
Dengan begitu, para santri diharapkan dapat menjadi penyeimbang, membawa pesan Islam yang 'Rahmatanlil Alamin', lslam yang moderat dan penuh kasih sayang.
Peringatan Hari Santri Tahun 2024 di Sulawesi Selatan (Sulsel) digelar dengan berbagai kegiatan. Di antaranya Apel Hari Santri yang dilaksanakan di Lapangan Karebosi, Makassar, dan juga kegiatan ekspo yang diadakan di Gedung IMMIM, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar.*
Jufri Rahman di Makassar, Selasa, mengatakan jika hal ini bisa terwujud maka ke depan, anak-anak santri bisa menjadi pusat peradaban baru di lingkungannya masing-masing, menjadi 'Center of Excellence', baik dalam bidang ekonomi dan bidang lainnya.
Jufri menilai pelaksanaan Hari Santri Ekspo yang mengangkat tema Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan tersebut memberi kesan jika saat ini santri tidak lagi ketinggalan jaman dan kegiatan itu menjadi salah satu bentuk yang menunjukkan optimisme kita terhadap kondisi santri jaman sekarang.
Tema itu menunjukkan optimisme kepada para santri Indonesia. Artinya, tema ini ingin memberi kesan bahwa santri itu tidak ketinggalan jaman, seperti stereotip dan etiket yang ada di kepala banyak orang saat ini.
"Karena itu, di ekspo ini digelar santripreneur, kemudian santri digital, santri milenial. Kesemuanya itu memang menyasar kepada anak-anak muda yang saat ini sedang mondok di pesantren-pesantren," ucapnya saat membuka kegiatan yang dipusatkan di Gedung DPP IMMIM di Makassar.
Jufri juga mengatakan tantangan jaman yang dihadapi santri saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan tantangan yang dihadapi santri di jaman dulu.
Saat ini, para santri dihadapi dengan tantangan jaman dengan passion yang lebih modern dan lebih maju seiring dengan kemajuan teknologi digital. Tantangan jaman sudah berbeda ketika para ulama atau kyai-kyai besar dulu membangun pesantren salafiyah yang berbasis di pedesaan. Sekarang karena tantangan jaman berubah maka passion-nya juga sudah berubah.
"Maka peringatan hari santri tahun ini sepertinya ingin mengakomodir keinginan orang-orang muda atau anak-anak milenial ini sehingga digelar dalam bentuk ekspo seperti ini," ujarnya.
Sementara Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Masjid Mushalla Indonesia Muttahidah (IMMIM) Dr KH Ishaq Samad menyampaikan tantangan yang besar pada hari santri tahun ini berada pada era digital dan globalisasi yang menuntut keahlian dan kompetensi yang relevan dengan jaman tanpa melupakan jati diri sebagai penjaga moral dan nilai-nilai agama.
"Kerja sama IMMIM dengan Kementerian Agama Sulawesi Selatan dalam berbagai program pemberdayaan santri, menjadi langkah strategis untuk menyiapkan generasi santri yang berdaya saing global namun tetap berakar pada nilai-nilai agama dan budaya lokal," ujarnya.
Salah satu peran penting santri yang sangat relevan saat ini, kata Ishaq, adalah penggerak moderasi beragama di tengah tantangan global seperti radikalisme, ekstrimisme, dan lainnya.
Dengan begitu, para santri diharapkan dapat menjadi penyeimbang, membawa pesan Islam yang 'Rahmatanlil Alamin', lslam yang moderat dan penuh kasih sayang.
Peringatan Hari Santri Tahun 2024 di Sulawesi Selatan (Sulsel) digelar dengan berbagai kegiatan. Di antaranya Apel Hari Santri yang dilaksanakan di Lapangan Karebosi, Makassar, dan juga kegiatan ekspo yang diadakan di Gedung IMMIM, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar.*