Makassar (ANTARA) - Penjabat Sementara Bupati Kabupaten Luwu Timur (Lutim) Jayadi Nas, mengapresiasi langkah Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) mengoptimalkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat) dalam upaya menekan angka stunting di daerah itu.
“Ini merupakan langkah yang tepat untuk kita menyatukan langkah dalam mengatasi persoalan yang ada di setiap wilayah Lutim, dengan melakukan gerakan Dahsat ke 11 kecamatan,” ujarnya saat mengunjungi kegiatan Dahsat di Posyandu Desa Parumpannai, Lutim, Sulawesi Selatan, Senin.
Ia berharap kepada orang tua yang hadir dalam kegiatan itu untuk betul-betul memperhatikan dan menjaga tumbuh kembang anaknya, saling mengingatkan bahwa masa depan tergantung pada anak-anak.
Oleh karena itu, ia menyatakan fokus membantu anak-anak dari kampung untuk diberikan layanan kesehatan yang baik agar bisa menjadi anak yang sehat dan cerdas.
“Melalui ini, kita harus memastikan bahwa makanan yang diberikan harus tepat sasaran dan benar-benar dinikmati serta kita harus membuktikan apakah makanan yang diberikan betul-betul sampai di mulut anak-anak,” ujarnya.
Ia mengatakan pola asuh merupakan hal penting bagi pertumbuhan anak dan mencegah stunting.
Ia mendorong kepedulian orang tua terhadap kesehatan, kebersihan, pola makan dan minum untuk anak-anak.
“Jadi sangat penting pada orang tua untuk memberikan perhatian penuh kepada anak-anaknya, bagaimana upaya bersama kita dalam menangani anak yang terkena stunting ataupun yang berpotensi stunting,” kata Jayadi Nas.
Pelaksana Tugas Kepala DP2KB Lutim Aini Endis Enrika mengungkapkan gerakan Dahsat berlangsung selama 4-22 November di 11 kecamatan di daerah itu.
Ia mengatakan kegiatan ini untuk memberikan sosialisasi kepada keluarga sasaran supaya bisa menghindari stunting anak-anak dengan melakukan penyuluhan tentang "menu isi piringku" yang terdiri atas karbohidrat, protein dan vitamin.
“Sebenarnya menu-menu seperti ini tentunya sudah diketahui oleh para orang tua, tetapi kegiatan ini hadir lebih kepada seberapa pentingnya menu lengkap untuk disajikan di rumah, yang bukan hanya sekadar asal tetapi bagaimana isi piringku ini bisa lengkap untuk memenuhi kebutuhan anak-anak kita,” katanya.
Ia berharap, sosialisasi bisa bermanfaat, khususnya di Desa Parumpannai, dalam penanganan stunting. Penanganan stunting perlu kolaborasi semua pihak.
“Jadi menjadi tugas kita bersama bagaimana berusaha menjaga regenerasi untuk bisa menghadapi masa depan yang cerah, dan ini perlu kerja sama, termasuk dari puskesmas, pemerintah desa dan PKK,” katanya.
“Ini merupakan langkah yang tepat untuk kita menyatukan langkah dalam mengatasi persoalan yang ada di setiap wilayah Lutim, dengan melakukan gerakan Dahsat ke 11 kecamatan,” ujarnya saat mengunjungi kegiatan Dahsat di Posyandu Desa Parumpannai, Lutim, Sulawesi Selatan, Senin.
Ia berharap kepada orang tua yang hadir dalam kegiatan itu untuk betul-betul memperhatikan dan menjaga tumbuh kembang anaknya, saling mengingatkan bahwa masa depan tergantung pada anak-anak.
Oleh karena itu, ia menyatakan fokus membantu anak-anak dari kampung untuk diberikan layanan kesehatan yang baik agar bisa menjadi anak yang sehat dan cerdas.
“Melalui ini, kita harus memastikan bahwa makanan yang diberikan harus tepat sasaran dan benar-benar dinikmati serta kita harus membuktikan apakah makanan yang diberikan betul-betul sampai di mulut anak-anak,” ujarnya.
Ia mengatakan pola asuh merupakan hal penting bagi pertumbuhan anak dan mencegah stunting.
Ia mendorong kepedulian orang tua terhadap kesehatan, kebersihan, pola makan dan minum untuk anak-anak.
“Jadi sangat penting pada orang tua untuk memberikan perhatian penuh kepada anak-anaknya, bagaimana upaya bersama kita dalam menangani anak yang terkena stunting ataupun yang berpotensi stunting,” kata Jayadi Nas.
Pelaksana Tugas Kepala DP2KB Lutim Aini Endis Enrika mengungkapkan gerakan Dahsat berlangsung selama 4-22 November di 11 kecamatan di daerah itu.
Ia mengatakan kegiatan ini untuk memberikan sosialisasi kepada keluarga sasaran supaya bisa menghindari stunting anak-anak dengan melakukan penyuluhan tentang "menu isi piringku" yang terdiri atas karbohidrat, protein dan vitamin.
“Sebenarnya menu-menu seperti ini tentunya sudah diketahui oleh para orang tua, tetapi kegiatan ini hadir lebih kepada seberapa pentingnya menu lengkap untuk disajikan di rumah, yang bukan hanya sekadar asal tetapi bagaimana isi piringku ini bisa lengkap untuk memenuhi kebutuhan anak-anak kita,” katanya.
Ia berharap, sosialisasi bisa bermanfaat, khususnya di Desa Parumpannai, dalam penanganan stunting. Penanganan stunting perlu kolaborasi semua pihak.
“Jadi menjadi tugas kita bersama bagaimana berusaha menjaga regenerasi untuk bisa menghadapi masa depan yang cerah, dan ini perlu kerja sama, termasuk dari puskesmas, pemerintah desa dan PKK,” katanya.