Makassar (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama Unicef, Yayasan Jenewa Institute, menggelar orientasi berjenjang gizi ibu dan anak serta penguatan pelayanan posyandu, khususnya dalam pencegahan stunting di Kabupaten Luwu Timur.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Luwu Timur (Lutim) Andi Tulleng, melalui keterangannya diterima di Makassar, Rabu, menyampaikan kedatangan Unicef dan Jenewa berharga bagi Lutim karena stunting merupakan program nasional.
“Tujuan dari kegiatan ini untuk mendukung pelaksanaan gizi ibu dan anak di Provinsi Sulawesi Selatan serta memperkuat peran posyandu sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar,” kata Andi Tulleng.
Dengan penguatan dari kegiatan ini, kata dia, diharapkan bisa menjadi stimulan untuk program stunting.
"Sehingga saya harapkan bidan, promkes, dan gizi, dapat menindaklanjuti apa yang didapatkan serta diimplementasikan di Kabupaten Luwu Timur,” harapnya.
Sementara Direktur Jenewa Institute Surahmansah Said menyampaikan bahwa ada tiga unsur dalam orientasi yaitu bidan, promotor kesehatan (promkes), dan gizi, dimana merupakan aktor penting dalam penguatan program gizi ibu dan anak.
“Yang diharapkan dalam agenda ini dapat berjalan beriringan untuk mengatasi persoalan stunting di Luwu Timur,” ucapnya.
Melalui kegiatan ini, kata dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lutim dapat mewujudkan peningkatan kesadaran gizi dan kesehatan di lingkup masyarakat luas.
“Ini menjadi langkah awal untuk mencapai target perbaikan kesehatan ibu dan anak serta pengurangan stunting di wilayah Kabupaten Luwu Timur, serta hasil orientasi ini dapat diteruskan ke tenaga puskesmas, kader posyandu, dan sasaran ibu hamil, ibu balita, serta masyarakat,” harapnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Luwu Timur (Lutim) Andi Tulleng, melalui keterangannya diterima di Makassar, Rabu, menyampaikan kedatangan Unicef dan Jenewa berharga bagi Lutim karena stunting merupakan program nasional.
“Tujuan dari kegiatan ini untuk mendukung pelaksanaan gizi ibu dan anak di Provinsi Sulawesi Selatan serta memperkuat peran posyandu sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar,” kata Andi Tulleng.
Dengan penguatan dari kegiatan ini, kata dia, diharapkan bisa menjadi stimulan untuk program stunting.
"Sehingga saya harapkan bidan, promkes, dan gizi, dapat menindaklanjuti apa yang didapatkan serta diimplementasikan di Kabupaten Luwu Timur,” harapnya.
Sementara Direktur Jenewa Institute Surahmansah Said menyampaikan bahwa ada tiga unsur dalam orientasi yaitu bidan, promotor kesehatan (promkes), dan gizi, dimana merupakan aktor penting dalam penguatan program gizi ibu dan anak.
“Yang diharapkan dalam agenda ini dapat berjalan beriringan untuk mengatasi persoalan stunting di Luwu Timur,” ucapnya.
Melalui kegiatan ini, kata dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lutim dapat mewujudkan peningkatan kesadaran gizi dan kesehatan di lingkup masyarakat luas.
“Ini menjadi langkah awal untuk mencapai target perbaikan kesehatan ibu dan anak serta pengurangan stunting di wilayah Kabupaten Luwu Timur, serta hasil orientasi ini dapat diteruskan ke tenaga puskesmas, kader posyandu, dan sasaran ibu hamil, ibu balita, serta masyarakat,” harapnya.