Makassar (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan Zudan Arif Fakrulloh menekankan pentingnya berbagai kebijakan dan evaluasi yang perlu dilakukan kepala daerah untuk mengantisipasi inflasi jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur akhir tahun.
“Terutama pada periode kritis seperti akhir tahun, kita harus bekerja lebih keras dalam memastikan pasokan pangan yang cukup dan harga yang stabil," ujarnya saat memimpin rapat koordinasi pengendalian inflasi (TPID) Sulsel, Senin.
Zudan Arif Fakrulloh menggelar rapat koordinasi dengan hibrida dan diikuti para kepala daerah, sekretaris daerah, kepala OPD, serta pihak terkait lainnya dalam pengendalian inflasi dan ketahanan pangan.
Dia pun mengapresiasi semua pihak atas sinergi yang dilakukan untuk menangani masalah inflasi. Selanjutnya ia memaparkan arahan Presiden serta program prioritas Provinsi Sulsel.
Zudan Arif menjelaskan inflasi tahunan (YoY) Provinsi Sulsel pada Oktober 2024 alami penurunan dibandingkan Oktober 2023, yaitu 1,53 persen.
“Program pengendalian inflasi antisipasi HKBN natal dan tahun baru mulai dari ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga dan komunikasi efektif,” katanya.
Pjs Wali Kota Makassar Andi Arwin Azis, mengatakan dalam upaya pengendalian, Pemkot Makassar telah melakukan beberapa langkah konkret untuk menjaga stabilitas harga pangan dan mengendalikan inflasi.
Salah satunya adalah dengan menghadirkan Mini Distribution Center (MDC) yang diadakan secara rutin setiap minggunya.
“Kami di Makassar bekerja sama dengan Bank Indonesia menghadirkan Mini Distribution Center (MDC), yang juga berdasarkan arahan Bapak Gubernur, kami laksanakan di lima pasar tradisional setiap Selasa. Ini efektif untuk mengendalikan inflasi kami,” ujarnya.
Andi Arwin Azis menuturkan bahwa pihaknya juga melakukan intervensi terhadap bahan pangan pokok dengan memberikan subsidi transportasi dalam bentuk fasilitas.
“Kami di Kota Makassar setidaknya memiliki 10 mobil boks besar yang bisa kami koordinasikan dengan pelaku usaha dan distributor untuk memangkas biaya distribusi dengan menawarkan pengangkutan bahan pokok yang mereka siapkan di pasar,” tuturnya.
“Itu dari gudang-gudang dan sentra produksi ke pasar, sehingga biaya transportasi dapat dipangkas, yang tentu berpengaruh pada harga pangan yang mereka jual. Alhamdulillah, dengan cara seperti ini, kami mampu mengendalikan harga pangan,” ucapnya menambahkan.*
“Terutama pada periode kritis seperti akhir tahun, kita harus bekerja lebih keras dalam memastikan pasokan pangan yang cukup dan harga yang stabil," ujarnya saat memimpin rapat koordinasi pengendalian inflasi (TPID) Sulsel, Senin.
Zudan Arif Fakrulloh menggelar rapat koordinasi dengan hibrida dan diikuti para kepala daerah, sekretaris daerah, kepala OPD, serta pihak terkait lainnya dalam pengendalian inflasi dan ketahanan pangan.
Dia pun mengapresiasi semua pihak atas sinergi yang dilakukan untuk menangani masalah inflasi. Selanjutnya ia memaparkan arahan Presiden serta program prioritas Provinsi Sulsel.
Zudan Arif menjelaskan inflasi tahunan (YoY) Provinsi Sulsel pada Oktober 2024 alami penurunan dibandingkan Oktober 2023, yaitu 1,53 persen.
“Program pengendalian inflasi antisipasi HKBN natal dan tahun baru mulai dari ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga dan komunikasi efektif,” katanya.
Pjs Wali Kota Makassar Andi Arwin Azis, mengatakan dalam upaya pengendalian, Pemkot Makassar telah melakukan beberapa langkah konkret untuk menjaga stabilitas harga pangan dan mengendalikan inflasi.
Salah satunya adalah dengan menghadirkan Mini Distribution Center (MDC) yang diadakan secara rutin setiap minggunya.
“Kami di Makassar bekerja sama dengan Bank Indonesia menghadirkan Mini Distribution Center (MDC), yang juga berdasarkan arahan Bapak Gubernur, kami laksanakan di lima pasar tradisional setiap Selasa. Ini efektif untuk mengendalikan inflasi kami,” ujarnya.
Andi Arwin Azis menuturkan bahwa pihaknya juga melakukan intervensi terhadap bahan pangan pokok dengan memberikan subsidi transportasi dalam bentuk fasilitas.
“Kami di Kota Makassar setidaknya memiliki 10 mobil boks besar yang bisa kami koordinasikan dengan pelaku usaha dan distributor untuk memangkas biaya distribusi dengan menawarkan pengangkutan bahan pokok yang mereka siapkan di pasar,” tuturnya.
“Itu dari gudang-gudang dan sentra produksi ke pasar, sehingga biaya transportasi dapat dipangkas, yang tentu berpengaruh pada harga pangan yang mereka jual. Alhamdulillah, dengan cara seperti ini, kami mampu mengendalikan harga pangan,” ucapnya menambahkan.*