Mamuju (ANTARA) - Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat melakukan uji sampel untuk memastikan penyebab meninggalnya seorang siswi SMK di daerah itu setelah mengonsumsi minuman kemasan.

"Kami telah mengirim sampel minuman kemasan yang diduga menyebabkan keracunan untuk diuji di laboratorium. Hasil pemeriksaan ini diharapkan dapat mengidentifikasi apakah minuman tersebut mengandung bahan berbahaya atau tidak," kata Kepala BPOM di Mamuju, Suliyanto, Senin.

BPOM juga telah menerjunkan tim investigasi untuk memeriksa minuman kemasan yang dikonsumsi oleh siswi SMK di Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju tersebut.

"Langkah ini bertujuan untuk memastikan keamanan produk dan mencegah kejadian serupa di masa depan," ujar Suliyanto.

Ia menyatakan, BPOM belum bisa memastikan penyebab meninggalnya siswi SMK tersebut, apakah disebabkan oleh minuman kemasan atau bukan.

"Saat ini BPOM belum dapat memastikan apakah minuman kemasan tersebut menjadi penyebab kematian remaja di Papalang, sebab kami masih menunggu hasil uji laboratorium," terangnya.

BPOM, tambah Suliyanto, mengimbau masyarakat untuk selalu memeriksa tanggal kedaluwarsa dan kondisi kemasan sebelum mengonsumsi produk makanan atau minuman, serta melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan produk yang mencurigakan.

"BPOM Mamuju juga secara rutin melakukan pengawasan terhadap produk makanan dan minuman yang beredar di Sulbar untuk memastikan keamanan dan kualitas produk yang dikonsumsi masyarakat," katanya.

Sebelumnya, yakni pada Jumat sore (3/1), seorang siswi SMK Papalang, Kabupaten Mamuju bernama Syarina (15) dilaporkan meninggal dunia karena diduga keracunan usai mengonsumsi minuman kemasan.

Korban sempat dibawa ke Puskesmas Topore setelah mengalami mual hingga pingsan usai mengonsumsi minuman kemasan. Namun nyawa Syarina tidak tertolong hingga dinyatakan meninggal dunia.


Pewarta : Amirullah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025