Mamuju (ANTARA) - Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat memastikan sampel minuman kemasan yang sebelumnya diduga sebagai penyebab keracunan seorang siswi SMK di Mamuju tidak mengandung arsen dan sianida.
"Dari hasil uji laboratorium terhadap sampel minuman kemasan yang diduga menyebabkan keracunan terhadap seorang siswi SMK itu, tidak ditemukan adanya kandungan bahan berbahaya, seperti arsen dan sianida," kata Kepala BPOM di Mamuju Suliyanto, Rabu.
Suliyanto memastikan minuman kemasan yang telah diuji laboratorium tersebut bukan penyebab Syarina (15) keracunan hingga dinyatakan meninggal dunia.
Namun, dia mengaku tidak bisa memastikan penyebab keracunan Syarina sehingga pihaknya menyerahkan ke pihak terkait.
"Jadi, hasil laboratorium terhadap sampel minuman kemasan itu menunjukkan memenuhi syarat atau negatif mengandung bahan berbahaya. Jadi, kami memastikan bahwa itu bukan sebagai penyebab keracunan terhadap siswi SMK tersebut," kata Suliyanto menegaskan.
Setelah hasil laboratorium tersebut pihaknya segera melaporkan ke pihak-pihak terkait, seperti kepolisian dan puskesmas untuk menghindari spekulasi terkait penyebab meninggalnya siswi SMK di Kecamatan Papalang Kabupaten Mamuju itu.
"Hasil laboratorium ini segera kami sampaikan ke pihak-pihak terkait untuk dilakukan tindak lanjut terkait penyebab meninggalnya siswi SMK di Kecamatan Papalang itu," ujar Suliyanto.
Sebelumnya, yakni pada Jumat (3/1) seorang siswi SMK di Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju bernama Syarina, dilaporkan meninggal dunia diduga akibat keracunan minuman kemasan.
Syarina sempat dibawa ke Puskesmas Topore setelah mengalami mual hingga pingsan usai mengkonsumsi minuman kemasan tersebut.
Namun nyawa Syarina tidak tertolong hingga dinyatakan meninggal dunia.