Mamuju (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Bahtiar Baharuddin menjamin harga bahan pangan di pasar tradisional di daerah itu, khususnya di Kabupaten Mamuju pasca-libur tahun baru relatif stabil.
"Harga sejumlah bahan pangan di Pasar tradisional di Kabupaten Mamuju saat ini relatif terkendali," kata Bahtiar, saat memantau harga dan stok sejumlah bahan pangan di Pasar Lama Kabupaten Mamuju, Kamis.
Pada pengecekan harga bahan pangan di pasar tradisional di Kabupaten Mamuju itu, Penjabat Gubernur turut didampingi Wakil Ketua DPRD Sulbar Suraidah Suhardi, perwakilan Korem 142/Tatag, Polda Sulbar, Kabinda Sulbar serta para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup pemerintah setempat.
Bahtiar mengakui walaupun ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, namun hal itu tidak terlalu signifikan.
"Contohnya harga beras, mestinya hal itu tidak perlu terjadi sebab stoknya mencukupi. Jadi, saya meminta agar Bulog melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras," ujarnya.
Begitu juga dengan harga cabai yang mengalami kenaikan hingga Rp70 per kilogram.
"Ini soal distribusi saja dan kita segera mengambil langkah bersama pemerintah kabupaten. Kita akan beli di daerah penghasil dan mendistribusikan ke pasaran," terang Bahtiar.
Selain mengecek harga bahan pangan di pasar tradisional, Penjabat Gubernur bersama rombongan juga melakukan kunjungan ke salah satu agen gas elpiji ukuran tiga kilogram di Kabupaten Mamuju.
"Kita meninjau langsung di pangkalan gas elpiji tiga kilogram dan harganya Rp18.500. Artinya, tidak ada kenaikan signifikan," kata Bahtiar.
Sementara itu, Salmiah, salah seorang warga Mamuju mengaku, selama dua pekan terakhir, gas elpiji ukuran tiga kilogram sulit didapatkan.
"Kalaupun ada, harganya mencapai Rp35 ribu," kata Salmiah.
Ia berharap, pemerintah segera melakukan upaya agar harga elpiji ukuran tiga kilogram dapat kembali normal.
"Sebelum terjadi kelangkaan, kami biasa membeli di pengecer Rp25 ribu tapi saat ini sangat sulit mendapatkan elpiji ukuran tiga kilogram dan kalau dapat, harganya jauh di atas harga eceran tertinggi (HET)," ujar Salmiah.