Mamuju (ANTARA Sulsel) - Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Barat, terus mendorong pemasaran hasil pemanfaatan energi terbarukan Biogas yang diolah melalui pemanfaatan kotoran ternak untuk peningkatan ekonomi petani yang ada di daerahnya.

"Hasil pengolahan biogas ini tentu membutuhkan pemasaran untuk mendukung kemakmuran ekonomi petani di daerah ini," kata Kepala Distanak Sulbar, Ir Muhammad Abduh di Mamuju, Minggu.

Menurutnya, pemanfaatan pengolahan energi terbarukan Biogas ini tentu selaras dengan Peraturan Presiden Indonesia Nomor 5 Tahun 2016 tentang kebijakan energi nasional.

Ia mengatakan, sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat yang ikut menekankan pada pengembangan dan pemanfaatan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak yang salah satunya adalah energi Biogas.

Kepala Bidang PPHP Distanak Sulbar, Hj.Sahida Spt menyebutkan, telah mencoba memperkenalkan dan mensosialisasikan pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan Biogas dari kotoran ternak sapi.

Untuk saat ini kata dia, pemerintah daerah masih berfokus pengolahan limbah ternak pengolahan Biogas skala rumah tangga serta membangun unit pengolahan kompos dan Biorine atau pupuk cair.

"Masyarakat petani kita berikan motivasi untuk memanfaatkan penggunaan hasil pengolahan limbah ternak guna meningkatkan kehidupan masyarakat serta mendorong berkembangnya usaha produktif masyarakat secara mandiri.

Jika selama ini limbah kotoran ternak sapi sering menimbulkan masalah lingkungan yang mengganggu kenyamanan hidup masyarakat sekitar, namun hal itu telah dapat diatasi dalam pengembangan energi terbarukan dari kotoran ternak sapi menjadi Biogas.

"Kotoran ternak itu bukan hanya dimanfaatkan Biogas, tetapi juga sebagai bahan alternatif pengganti bahan bakar serta mendukung usaha tani dalam penyediaan pupuk organik sehingga mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia," jelasnya.

Ia mengatakan, teknologi pengolahan Biogas tidaklah rumit karena hanya membutuhkan teknologi pengolahan Biogas yang sangat sederhana, murah dan mudah diperoleh.

Dengan demikian kata dia, maka masyarakat mampu menghasilkan Biogas dengan memanfaatkan kotoran ternak sapi sebagai bahan bakar untuk memasak maupun untuk penerangan.

Selain itu kata dia, cara memanfaatkanya juga terbilang mudah. Biaya yang dikeluarkan untuk mengubah kotoran menjadi energi atau bahan bakar pun relatif terjangkau.

"Ini juga bisa mengurangi biaya atau menghemat pengeluaran bagi rumah tangga," jelasnya.

Selain dimanfaatkan gasnya, maka ampas atau sisa proses pembentukan Biogas tersebut bisa digunakan untuk pupuk kompos. Biogas mempunyai keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar minyak yang berasal dari fosil.

"Keunggulan Biogas karena sifatnya ramah lingkungan. Kondisi ini juga merupakan suatu langkah untuk meminimalisir terjadinya pemanasan global yang diisukan berasal dari bahan bakar fosil," jelasnya. Yuniardi

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024