Makassar (ANTARA Sulsel) - Sedikitnya 20 orang warga Kelurahan Bukit Indah, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, mengalami keracunan setelah menghadiri hajatan dan menikmati nasi kotak yang dibagikan.

"Saya bersama putri saya dilarikan ke puskesmas setelah mengalami mual dan terasa sakit melilit pada bagian perut, begitu pula suami saya," kata salah seorang warga Bukit Indah, Kota Parepare, Dawasia mengungkapkan awal kejadian keracunan massal itu, Jumat.

Menurut dia, para tamu yang datang ke hajatan itu diberikan nasi kotak dan baru disantap di rumah masing-masing. Namun setelah tengah malam warga yang menerima pembagian nasi kotak pun mengalami sakit perut.

Dia mengatakan, sebenarnya warga bermaksud melayat di rumah salah seorang warga di Jalan Sibali, Kakkalao, Kelurahan Bukit Indah, Kecamatan Soreang, Kota Parepare. Puluhan warga akhirnya dilarikan ke Puskesmas Cempae, Soreang dan sebagian terpaksa dirujuk ke RSUD Andi Makkasau Parepare pada Jumat (21/11).

Puluhan warga tersebut diduga keracunan makanan setelah menyantap hidangan nasi kotak yang dibagikan pemilik hajatan pada Kamis (20/11).

"Rata-rata yang sudah makan nasi kotak itu merasakan pusing dan mual, selain diserang diare," kata Dawasia yang menjalani rawat inap di RSUD bersama putrinya.

Hal yang sama dialami Risma dan ibunya yang juga sempat dilarikan ke puskesmas terdekat, namun oleh dokter sudah diizinkan pulang ke rumah setelah diberi obat.

Risma mengaku, hajatan tersebut dihadiri ratusan tamu pelayat, yang mendapat pembagian makanan yang dikemas dalam kotak nasi yang sama.

"Kalau saya, mulai terasa mual dan sakit perut pas tengah malam," katanya.

Sementara itu, perawat di Puskesmas Cempae Soreang Habibie mengemukakan, para pasien mulai berdatangan pada pukul 10.00 Wita pada Jumat dan pasien terus bertambah dengan keluhan yang sama. Hal itulah yang kemudian menggerakkan petugas setempat melakukan peninjauan langsung ke lokasi.

Dari hasil peninjauan diketahui, setidaknya ditemukan sekitar 20 warga di sekitar lokasi yang mengalami gejala dan keluhan yang sama, sehingga diprediksi ada olahan makanan yang disajikan pemilik hajatan dilakukan dengan cara yang kurang tepat.

Karena keterbatasan jumlah ruang rawat inap, kata Habibie, pasien lainnya diarahkan ke Puskesmas lain dan beberapa diantaranya dirujuk ke rumah sakit daerah setempat.

"Sudah ada sampel makanan yang diambil petugas untuk dilakukan pemeriksaan guna mengetahui penyebab puluhan warga yang harus dirawat inap secara bersamaan usai santap siang di lokasi kejadian," katanya.  S Muryono

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024