Mamuju (ANTARA Sulbar) - Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, mengakui telah terjadi kekurangan Ruang Kelas Belajar (RKB) di semua level tingkatan pendidikan sehingga ikut memperburuk sistem pendidikan di daerahnya.

"Setiap tahun ajaran baru, maka jumlah siswa dari tingkat SD, SMP, sampai SMA/SMK sederajat di Matra selalu melebihi dari kuota RKB yang disediakan sehingga pemerintah kewalahan memenuhi semua kebutuhan RKB dan mobiler sekolah," kata Kepala Dikbudpora Matra, Yunus Aslam di Mamuju, Rabu.

Menurut dia, membludaknya jumlah siswa tidak simetris dengan penambahan jumlah RKB dan mobilernya. Akibatnya, mau tidak mau pihak sekolah harus berfikir taktis agar bisa mengakomodir semua jumlah siswa yang mendaftar di sekolahnya.

Kondisi tersebut kata Yunus, diperparah dengan anggaran yang disediakan sangat terbatas dan banyaknya siswa pendaftar yang datang dari luar Matra yang jumlahnya cukup signifikan.

"Tiap tahun jumlah siswa itu membludak mencapai 30 persen dari jumlah RKB dan mobiler yang disediakan. Akibatnya, masih ada siswa kita dipaksa belajar tanpa dukungan sarana yang memadai," jelasnya.

Yunus menyampaikan, jumlah RKB yang disediakan sebanyak 44 ruangan untuk tingkat sekolah SMK sederajat di tahun 2015, SMP sebanyak 80 ruangan, dan SD sebanyak 121 ruangan.

"Inilah salah satu alasan kenapa banyak siswa yang melantai dalam menerima pelajaran, namun demikian kami akan tetap berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan RKB dan mobiler yang ada di sekolah- sekolah," ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah telah menyiapkan pengadaan RKB di semua tingkatan sekolah pada tahun 2015 mendatang dan melakukan langkah antisipasi dengan cara melakukan pembatasan penerimaan jumlah siswa.

"Jika pihak sekolah tidak melakukan pembatasan dalam menerima siswa baru maka bisa dipastikan masih akan terjadi ada diantara sekolah yang melantai. Ini memang serba dilematis karena siswa harus diberikan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang memadai," jelasnya.  FC Kuen

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024