Mamuju (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris menginginkan tenun khas daerah itu dapat mendorong Indeks Pemajuan Kebudayaan (IPK) di provinsi tersebut.
"Saya berharap pesona tenun Sulbar dapat mendorong IPK di Sulbar," kata Muhammad Idris pada festival pesona tenun Sulbar, di Mamuju, Sabtu.
Festival pesona tenun Sulbar yang digelar Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar itu menampilkan tiga jenis kain tenun yang ada di tiga kabupaten, yakni tenun Sekomandi dari Kalumpang Kabupaten Mamuju, tenun Sambu dari Mamasa dan tenun Sutra Saqbe dari Kabupaten Polewali Mandar.
Pesona tenun Sulbar kata Muhammad Idris, memiliki arti yang sangat luar biasa, yakni daya tarik tenun Sulbar.
"Keindahan maupun kehebatan tenun Sulbar akan ditampilkan dalam festival tersebut. Jadi, yang kita saksikan adalah seberapa hebat tenun kita di Sulbar, mulai dari Sekomandi, Sambu, hingga Sutra Saqbe," terang Muhammad Idris.
Sekda menyampaikan bahwa salah satu yang diperjuangkan pemerintah untuk memajukan kebudayaan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2017, yakni merawat dan mengembangkan kekayaan bangsa dan kekayaan budaya.
Saat ini lanjutnya, Sulbar berada di posisi ke 18 IPK se-Indonesia dan posisi ke enam se-regional Sulawesi.
"Ini yang menurut saya butuh perhatian untuk kita semua memajukan kebudayaan kita. Salah satu diantaranya, pengembangan tenun," katanya.
Apalagi menurut Muhammad Idris, tenun asal Sulbar dengan pesonanya yang memiliki kekhasan tersendiri, sehingga, semua pihak di Sulbar memiliki tugas untuk memelihara, merawat dan juga mengembangkan tenun itu.
"Kita sudah harus mulai membiasakan membangun apa yang biasa kita sebut dengan kepercayaan diri terhadap apa yang dimiliki oleh daerah kita. Saya terus terang melihat, masih banyak diantara kita ini yang tidak konsisten menggunakan tenun," jelasnya.
Bahkan, Penjabat Gubernur Sulbar tambahnya, sudah menyampaikan kebijakan penggunaan kain Sutra Saqbe dua kali seminggu saat bekerja, khususnya di lingkup Pemprov Sulbar.
"Menurut saya, itu sangat bagus untuk kita tindaklanjuti," kata Muhammad Idris.