Makassar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Makassar, Sulawesi Selatan ( Sulsel) mengusulkan penambahan Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) untuk pelayanan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan AIDS di Kota Makassar.

Selama ini, terdapat tiga PKM yang telah melakukan pelayanan kepada penderita HIV dan AIDS di Kota Makassar, yakni PKM Kassi-kassi, PKM Jumpandang Baru dan PKM Bongaya melalui bantuan dana dari AIDS Healthcare Foundation (AHF).

"NGO (AHF) kemarin yang hadir untuk mendukung Kota Makassar akan menambah satu layanan lagi, jadi kami mengusulkan dua, yaitu PKM Andalas dan Andi Makasau. Mudah-mudahan kita didukung dua-duanya, tapi kalau cuma satu kita tidak tahu yang mana," urai Kepala Dinas Kesehatan Makassar Nursyahidah di Makassar, Selasa.

Dua lokasi yang diusulkan ini berdasarkan banyaknya sebaran penderita HIV yang ditemukan dari hasil skrining yang dilakukan Dinkes Makassar. AHF yang sejak 2021 telah mendanai layanan HIV mencakup pembiayaan kebutuhan obat, bahan habis pakai (BHP), hingga pendampingan khusus pasien.

Dari tahun ke tahun, Dinkes Makassar gencar melakukan skrining di lapangan dengan sasaran sekitar 25 ribu setiap tahun.

Pada 2023, ditemukan 1.015 kasus positif, sementara di 2024, angka kasus menurun menjadi 925 kasus. Sementara di 2025 ini, angka kasus dari Januari hingga Juni sebanyak 454 kasus.

Sementara pada paruh pertama 2025, 454 kasus sudah ditemukan. Nursaidah menyebutkan sebaran kasus tidak lagi terpusat, melainkan sudah muncul di sejumlah kecamatan di Makassar.

"Terkait kategori paling tinggi dari semuanya itu adalah LSL (Lelaki Sama Lelaki). Kita betul-betul berupaya bagaimana mengedukasi terkait dengan bahaya-bahaya yang terdampak pada masyarakat," ujarnya.

Menurut Nursaidah, keberhasilan pengendalian HIV dan AIDS tidak hanya dilihat dari jumlah kasus, tetapi juga dari intensitas skrining. Semakin luas cakupan pemeriksaan, semakin besar peluang menemukan kasus, namun tren penurunan kasus di tengah jumlah skrining yang tetap tinggi dianggap sebagai pencapaian positif.

“Semakin tinggi skrining, semakin kecil kasus yang ditemukan. Itu yang kami harapkan di 2025,” ujarnya.

Dinkes Makassar menargetkan jumlah skrining di akhir tahun tetap seimbang dengan capaian tahun-tahun sebelumnya agar tren penurunan kasus bisa terlihat jelas.


Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2025